Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Panggung Sandiwara

10 Desember 2015   18:00 Diperbarui: 10 Desember 2015   18:00 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

ai alangkah malangnya nasib diri serupa semut

hanya menyaksikan para gajah saling berebut

duduk diam menahan marah di tengah kemelut

pemimpinnya bergaduh, negri pun carut marut

 

gajah bertarung melawan gajah dalam rimba

hanya gegara cemburunya jantan pada betina

nona cantik berwujud emas datang menggoda

menyulut birahi dan amarah para punggawa

 

ai mengapa bisa terpilih ular sebagai pemimpin

membelit, mematuk, dan menyemburkan racun

gerombolan perampok,  meracuni otak pikiran

lagaknya negarawan gagah pembela kebenaran

 

kusaksikan jenis pemimpin yang sama korupnya

bagai setan yang dulu mengangkangi negri tercinta

politisi busuk berkuasa, beraknya di atas kepala kita

mengimpikan negri bebas korupsi tinggallah cerita

 

lihatlah beragam macam topeng menutupi wajahnya

si politisi busuk bertopengkan wajah  pemuka agama

pemburu rente yang berlaku bijak kepada rakyatnya

terlihat pula negarawan bocor sok peduli negaranya

 

********

Batam, 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun