Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi-puisi

11 Oktober 2015   22:02 Diperbarui: 11 Oktober 2015   22:19 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi adalah suara-suara yang penuh warna-warni

ada suara-suara rintihan hewan yang hampir punah

ada juga suara bukit dan tumbuhan yang merintih

ada pula suara-suara batu dan pasir dalam diamnya

ada suara jerit rintihan hati manusia dalam deritanya

 

Puisi adalah aneka macam orama hidup yang tercium

ada bau politik dan kekuasaan tercium di dalamnya

ada tercium bau persoalan ketidak-adilan dan hukum

ada aroma angin busuk yang berhembus dari kejauhan

ada pula aroma mawar dan cinta yang begitu harumnya

 

Puisi adalah bahasa dalam menyampaikan pandangan

terselip di dalamnya gambaran jiwa dari si penulisnya

terselip makna di dalamnya hasil suatu renungan jiwa

terbaca padanya pemahaman dan kepedulian bersama

tersirat di dalamnya gambaran kehidupan dan budaya

 

Batam, 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun