“Aku pun menamai anakku dengan namamu, Rahman Setia” ujarnya dengan nada pelan. Kami sama-sama tercenung beberapa saat. Malam itu kami hanya duduk saling berbagi cerita, saling berbagi rindu dan cinta yang lama terkubur di ruang masa silam bersama.
Pagi-pagi sekali aku menjemputnya di hotel tempatnya menginap dan mengantarnya pergi ke bandara Hang Nadim. Sebelum turun dari mobil di parkir bandara, Rosa menarik tanganku. Ujarnya:”peluk dan kecup bibirku untuk terakhir kali, agar aku tidak mati penasaran bahwa engkau adalah kekasih sejatiku”. Kecup dan peluk itu begitu erat, meruntuhkan segala dinding keangkuhan diri yang pernah membelenggu di hati!
NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI