Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(KC) Mawar Merah Muda

2 Oktober 2015   18:03 Diperbarui: 2 Oktober 2015   22:36 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Aku pun menamai anakku dengan namamu, Rahman Setia” ujarnya dengan nada pelan. Kami sama-sama tercenung beberapa saat. Malam itu kami hanya duduk saling berbagi cerita, saling berbagi rindu dan cinta yang lama terkubur di ruang masa silam bersama.

Pagi-pagi sekali aku menjemputnya di hotel tempatnya menginap dan mengantarnya pergi ke bandara Hang Nadim. Sebelum turun dari mobil di parkir bandara, Rosa menarik tanganku. Ujarnya:”peluk dan kecup bibirku untuk terakhir kali, agar aku tidak mati penasaran bahwa engkau adalah kekasih sejatiku”. Kecup dan peluk itu begitu erat, meruntuhkan segala dinding keangkuhan diri yang pernah membelenggu di hati!

 

 

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun