Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

September Kelam Langit Negriku

30 September 2015   17:21 Diperbarui: 30 September 2015   17:37 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

September kelam langit negriku

setengah abad peristiwa itu berlalu

bekas gores-gores lukanya masih kaku

kadang masih berdenyut di dalam kalbu

 

Mengoyak daging merobek-robek hati

tulung yang retak pun tetap nyeri terasa

luka di atas luka, sejarah kelam negri ini

pada siapa ku harus mengadu dan bertanya?

 

Tiang-tiang rumah cuma diam membisu

tegak dinding-dinding pun kaku membatu

nyawa-nyawa seperti burung tak berharga

sejarah kelam yang tak terungkap misterinya

 

Serupa kelam, sosok kekejaman bangsa ini

pasang surut sejarah bernegara penuh tragedi

hanya sesosok bayangan terlihat dalam gelap

wajah asli dalangnya tak pernah terungkap

 

Tangan dan pikiran siapakah yang begitu tega

jutaan nyawa telah melayang karena ulahnya

jutaan nyawa telah binasa di ujung lidahnya

namun negriku cuma bungkam seribu bahasa?

 

 

Batam, 30 Sepetember 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun