pohon abadi, Â dedaunannya yang harum
kita memunguti tiap lembarnya yang jatuh
di sepanjang jalan kehidupan yang kita lalui
merangkainya seperti untaian melati putih
Â
sebuah harum, semerbaknya minyak cendana
tercium dan terbawa angin melintasi angkasa
sosok jiwa yang dipenuhi berkah dan manfaat
dikenang dan dikenang slalu sepanjang masa
Â
sampailah suatu waktu kita tinggalkan dunia
tiada yang menemani di ruang yang gelap itu
kecuali keikhlasan hati yang tak pernah diingat
cahaya yang memancar dari guguran waktu
Â
dunia, segala yang terlihat dan dirasakan diri
jalan panjang kehidupan yang mesti ditempuh
tiap lembaran detik yang telah kita kumpulkan
laksana ladang persemaian bibit pohon abadi
Â
pohon abadi, helaian daunnya yang berjatuhan
detik demi detik waktu yang bergulir di dunia
amal kebaikan yang ditanam dengan keikhlasan
cendana yang mesti diolah agar menjadi harum
Â
 Batam, 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H