Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Laksana Harum Cendana

16 September 2015   20:02 Diperbarui: 16 September 2015   20:02 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

pohon abadi,  dedaunannya yang harum

kita memunguti tiap lembarnya yang jatuh

di sepanjang jalan kehidupan yang kita lalui

merangkainya seperti untaian melati putih

 

sebuah harum, semerbaknya minyak cendana

tercium dan terbawa angin melintasi angkasa

sosok jiwa yang dipenuhi berkah dan manfaat

dikenang dan dikenang slalu sepanjang masa

 

sampailah suatu waktu kita tinggalkan dunia

tiada yang menemani di ruang yang gelap itu

kecuali keikhlasan hati yang tak pernah diingat

cahaya yang memancar dari guguran waktu

 

dunia, segala yang terlihat dan dirasakan diri

jalan panjang kehidupan yang mesti ditempuh

tiap lembaran detik yang telah kita kumpulkan

laksana ladang persemaian bibit pohon abadi

 

pohon abadi, helaian daunnya yang berjatuhan

detik demi detik waktu yang bergulir di dunia

amal kebaikan yang ditanam dengan keikhlasan

cendana yang mesti diolah agar menjadi harum

 

 Batam, 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun