Andaikan burung-burung itu bisa berkata-kata
tentu akan bercerita banyak tentang deritanya
polusi udara yang menyesakkan paru-parunya
telurnya di  dalam sarang masak terpanggang
Â
Dalam selimut kabut asap ia terbang berputar
dalam kepungan jago merah yang mengamuk
hutan rimba yang damai tengah menyala-nyala
asapnya mengepul, berhari-hari tak jua hilang
Â
Dengan nafas tersengal-sengal ia terbang menjauh
melintasi diamnya bebatuan dan keringnya dedaun
semuanya menyala, dalam neraka yang tak berpintu
musim kemarau, cerita tentang api dan kabut asap
Â
Antara pergi dan tetap berharap pada hutan rimba
hari-hari melambai, dalam kesedihan mendalam
anugrah cahaya yang biasa disambutnya nyanyian
mengunci paruhnya pada kebisuan hari-hari berkabut
Â
Semuanya kerap terjadi tapi sukar untuk dipahami
semuanya indah tak terbatas tapi sukar untuk dinikmati
cahaya timur yang bangkit bagaikan mesin pembunuh
jejaring kematian bagi burung-burung di alam bebas
Â
Batam, 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H