Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perambah Hutan

15 September 2015   07:39 Diperbarui: 15 September 2015   07:39 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Rambut ibu telah terbakar di kedalaman hutan

pepohonan merangas terlihat gosong dan berasap

tidurmu lebih nyenyak dari malam sebelumnya

terbayang di benakmu lahan kebun siap ditanam

 

Di luar sana, asap berkelana jauh bersama angin

dibawanya mimpimu mengarungi Selat Malaka

dunia memutih, kabut memenuhi segenap ruang

mimpi indahmu terhisap, memenuhi paru-paruku

 

Sebuah gambaran dari masa lalu, seperti kemarau ini

mengalirlah seperti sungai yang semestinya mengalir

merambalah pada hutan rimba milik nenek moyangmu

di tanganmu ribuan flora dan fauna menjadi punah

 

Seperti sebuah pertanyaan: adakah hari esok?

hutan yang menyempit membangkitkan kelangkaan air

air susu ibu kini berwarna coklat tua, bercampur darah

di putingnya engkau menyalakan api dan bertanak nasi

 

Perambah hutan, membangun mimpinya lewat bara api

membakar rahim pertiwi demi mewariskan harta benda

bagi anak cucunya, demi sebuah kemakmuran yang semu

kemakmuran yang memusnahkan titipan anak cucumu!

 

Batam, 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun