terbawa aku dalam kenangan masa silam
dalam lagu-lagu perjuangan yang berkumandang
berkibar-kibar sang merah putih di langit biru
dalam semarak perayaan tanggal 17 Agustus
Â
sebaris cerita panjang perjuangan bangsaku
tenggelamkan aku dalam pasang surut kisahnya
rentang waktu kemerdekaan 70 tahun berjalan
penuh dengan luka-luka dan pengorbanan
Â
entah apa yang dapat kupersembahkan
sebagai kado ulang tahun bagi bangsa dan negaraku
di sini aku berdiri dalam lamunanku tentang merdeka
pojok demi pojok segala cerita bermunculan di kepala
Â
sebaris tembok mimpi buruk menghadangku
memisahkan aku dari kegembiraan di hari bahagia ini
setangkai mawar merah kupetik dan kupersembahkan
sebagai hadiah bagi hati yang terluka tindak kekerasan
Â
bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh bagi dirinya
sepanjang malam mengepung dan meronda para pencuri
mereka berkeliaran di laut yang maha luas dan di darat
begitu tertangkap, ternyata otaknya bangsaku sendiri
Â
wewangian kembang tulip yang berhembus di masa silam
dalam meresap masuk ke dalam pikiran, meracuni jiwa-jiwa
telah merdeka raga bangsa dan negaraku dari cengkramannya
namun jiwa-jiwa yang terjajah masih terbelenggu racunnya
Â
angin senja menghembus keheningan, dedaunan melambai
sayup-sayup kudengar lagu Indonesia Raya berkumandang
pada lengkung busur langit membara kulihat ada mata panah
arahnya tertuju ke jantungku, membidik rasa nasionalismeku!
Â
Btm2015
Sumber Gambar:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H