Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengembangkan Haiku Dalam Alam Pikir Indonesia

7 Juli 2015   14:20 Diperbarui: 7 Juli 2015   14:34 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Haiku aslinya terpusat ke detail-detail lingkungan sekitar yang berkaitan dengan kondisi manusia. Anggaplah haiku sebuah bentuk meditasi yang mengekspresikan gambar atau perasaan objektif tanpa mencantumkan penilaian dan analisis subjektif. Ketika Anda melihat atau menyadari sesuatu yang membuat Anda ingin berkata pada orang lain,

Referensi musim atau perubahan musim, dalam bahasa Jepang disebut "kigo", adalah elemen esensial haiku.  Kata Jepang "kiru", yang berarti "memotong", menyatakan bahwa haiku sebaiknya mengandung dua ide yang berdampingan. Kedua bagian itu mandiri secara tata bahasa, dan biasanya mencerminkan gambar yang berbeda juga. Haiku Jepang umumnya tertulis dalam satu baris, dengan ide-ide berdampingan dan terpisah oleh "kireji", atau kata pemotong, yang membantu mendefinisikan hubungan kedua ide. Kireji biasanya muncul di akhir salah satu frase suara. (Sumber: disarikan dari id.wikihow.com/Menulis-Puisi-Haiku)

 

Mengembangkan Kigo Dalam Alam Pikir Indonesia

Tantangan terberat dalam mengembangkan Haiku di Indonesia adalah pada kigo atau penanda musim ketika haiku itu ditulis. Kigo adalah prasyarat untuk diakui sebagai haiku. Kurangnya pengetahuan para penyair tentang perilaku hewan, tumbuhan, dan perilaku alam lainnya seperti ombak, angin, dan sungai yang mengisyaratkan musim hujan atau kemarau atau pancaroba menyebabkan penulisan haiku di indonesia seakan-akan menghilangkan ruhnya haiku..

Namun yang penting adalah bagaimana cara kita memahami Haiku yang menggunakan Kigo dalam alam pikiran orang Indonesia. Menyusupkan Kigo kedalam rangkaian 17 suku kata yang diinginkan para penulis adalah tahapan yang paling sulit dalam menulis Haiku.  Alam Indonesia hanya memiliki dua musim yakni, musim hujan dan musim kemarau, di antara dua musim itu ada masa pancaroba yang singkat.

Mencari penanda musim di negri kita sebetulnya tidak sulit. Rumput kering, jalan berdebu, hutan terbakar, dan seterusnya bisa dijadikan sebagai penanda musim kemarau. Demikian halnya dengan jalan becek, rumput menghijau, banjir, gerimis panjang, dan seterusnya bisa menjadi penanda musim hujan. Hewan-hewan tertentu seperti Landak keluar dari hutan biasaanya terjadi pada musim kemarau. Burung Hantu, Kelelawar, Babi atau Rusa mencari makan, Musang berjalan-jalan, menyebutkan Bintang atau Bulan  merujuk pada pertanda waktu malam. Menyebutkan Burung berkicau, Ayam mencari makan, dan seterusnya merujuk pada pertanda waktu siang. Menyebutkan Ayam atau Burung yang rabun atau menyebutkan Putri Malu mengatup atau Bunga Kecubung mekar merujuk pada pertanda waktu senja. Demikian juga Angin dapat dijadikan sebagai pertanda waktu.  Indonesia sangat kaya dengan Kigo atau penanda waktu, kita harus menggalinya sebanyak mungkin agar dapat menemukan Kigo khas Haiku Indonesia.

Kigo dalam haiku adalah prasyarat. Artinya bisa disebut Haiku kalau ada pertanda musim atau waktu. Bila ditelusuri lebih jauh pada pertanyaan “seperti apa wujud suatu kigo itu di dalam haiku?” Kigo adalah pertanda yang diambil dari unsur: 1) Perilaku alam semisal banjir, hutan atau rumput terbakar di musim kemarau, dan seterusnya. 2) Perilaku Hewan 3) Perilaku Tumbuhan, 4) Gejala-gejala astronomi yang berhubungan dengan musim,  atau pertanda waktu pagi, siang, senja, atau malam juga merupakan unsur kigo. 5) Situasi Kehidupan Sosial dan Suasana Keagamaan, misalkan: bulan puasa, situasi lebaran, situasi natal, atau imlek yang dapat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat juga bisa dikategorikan kigo atau perujuk musim atau  perujuk waktu saat haiku itu ditulis.

Kigo dapat dibayangkan secara sederhana dengan ungkapan sebagai berikut: “Tuliskanlah perasaanmu lewat musim atau situasi atau waktu yang tengah berlangsung agar orang bisa memahami  apa yang engkau maksudkan.” Salah satu fungsi kigo adalah sebagai penyama persepsi pikiran antara si penulis dan pembacanya.

Ketika sebuah kigo itu diserap dari unsur alam, tumbuhan, hewan, dan astronomi  maka terjadilah sentuhan antara bidang sastra dan ilmu pengetahuan alam. Ketika sebuah kigo itu diserap dari unsur kehidupan maka ia bersentuhan disiplin ilmu yang lebih luas lagi. Contoh: melihat bintang pari umumnya dimaknai petani sebagai musim tanam padi, jatuh perayaan imlek umumnya persepsi yang terbentuk dalam benak sebagian besar orang indonesiaa bahwa saat itu curah hujan sedang tinggi-tingginya. Melihat musim layangan merupakan suatu pertanda bahwa saat itu angin berhembus relatif kencang sehingga hujan jarang datang. Kigo tidak harus ditulis secara gamblang guna menyebutkan musim atau waktu yang sedang berlang,  dapat pula dituliskan menggunakan simbol-simbol yang dapat dipahami secara umum atau ditulis menggunakan metafora..

 Haiku akan terus berkembang sebagai bagian dari sastra dunia, disiplin yang tinggi dan kejelian serta ketelitian yang harus dialami penulis ketika menuliskannya diyakini sebagai suatu latihan mental, bahkan ada yang menyebutnya sebagai “suatu kontemplasi” yang secara tidak sengaja telah dilalukan si penulis ketika menulis sebuah Haiku. Mungkin faktor ini yang menyebabkan para penyair jadi kecanduan menulis  Haiku, meski hasilnya terkadang masih harus membengkokkan aturan yang ada. Haiku di Indonesia akan terus berkembang, seiring waktu kekurangannya di sana-sini akan menemukan solusinya, dan Haiku ala Indonesia akan menemukan jati dirinya sebagai bentuk puisi serapan yang membumi  di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun