Kulihat langit kemerahan-merahan di ufuk Timur
telah bangkit sebuah hari, bumi pun menyambutnya
unggas bersahut-sahutan dengan riangnya di pepohonan
dedaunan pun cerah, embun menempel pada wajahnya
Â
sejuk dan beningnya pagi, cahya keemasan memancar
capung melintas pelan, sayapnya kulihat bergetar-getar
hidungnya seakan menciumi embun yang masih tersisa
di sebuah ranting kering ia hinggap dan menikmati hari
Â
sebuah hari, sebuah pagi, sebuah anugrah cahaya kehidupan
datang menyambangi bumi lewat janji-janji setia matahari
datang meluncur di atas rel waktu yang panjang menikung
sebuah kebangkitan kecil yang selalu terjadi dan berulang
Â
pada burung-burung yang terlihat di pagi ini
kulihat sebuah ungkapan rasa syukur yang tulus darinya
lewat paruhnya yang tak henti berkicau, lewat nyanyiannya
lewat anggukan kepalanya, dan juga lewat kepak sayapnya
Â
sebuah kebangkitan kecil yang selalu terjadi dan berulang
sebuah terang yang terbit di ujung kegelapan langit malam
sebuah laju waktu yang penuh cahaya dan kehangatan alami
sebuah anugrah hari yang terkadang lupa disyukuri manusia!
Â
Btm2015
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H