Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Penata Bunga

4 Juli 2015   14:17 Diperbarui: 4 Juli 2015   14:52 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang pujangga, menata bunga dengan mata penanya
setia merawatnya dan menyiraminya dengan air jiwanya

hatinya bagai kicau murai menyambut bangkitnya pagi
sorot matanya tajam bagaikan gagak di ladang kematian

sang penata bunga, penjabar hati dari lembah kata-kata
pada gerimis yang tak sedih ia merenungi sunyi malam

menelusuri liku-liku jalan sunyi hingga ke ujungnya
lewat syair-syairnya tersingkaplah makna kesunyian

ketika jalannya tiba di puncak yang paling menggairahkan
dialah singa garang, melumat sunyi dalam satu terkaman!!!

 

Btm2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun