Mohon tunggu...
Zidan Benggala
Zidan Benggala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Akademi Televisi Indonesia

Think, Action, Result

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teknologi Canggih Penanaman Hidroponik Tanpa Cahaya Matahari

24 Oktober 2021   01:48 Diperbarui: 24 Oktober 2021   01:52 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jepang terkenal dengan negara canggih dalam hal teknologi. Teknologi canggih tersebut tidak hanya dalam menciptakan robot dan otomotif saja, namun juga dalam hal pertanian. Salah satu contohnya adalah budidaya hidroponik di Jepang yang menggunakan metode canggih. Berkat teknologinya yang canggih tersebut, panen yang dihasilkan pun melimpah dan sayur lebih segar.

Tapi berbicara hidroponik, kalian sudah mengetahui belum apa itu hidroponik? Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman terutama jenis sayuran dan buah, tanpa menggunakan media tanam berupa tanah. Biasanya teknik hidroponik berada di luar ruangan yang terdapat cahaya matahari. Hidroponik telah berkembang dan semakin pesat semenjak pertama kali diperkenalkan oleh Dr. WF. Gericke dari Universitas California, Amerika Serikat.

Nah tak usah jauh-jauh pergi ke Jepang jika anda ingin mengetahui dan belajar tentang hidroponik, di Indonesia juga ada loh. namun berbeda dengan penanaman hidroponik yang biasa dilakukan di lahan terbuka, mereka menanam sayur-sayuran dengan metode hidroponik juga, tetapi dengan teknologi yang berbeda. Yaitu menanam di dalam ruangan, mengganti cahaya matahari dengan cahaya lampu LED dan angin buatan. Tempat ini Bernama Sentrafarm, letaknya berada di Cimanggis, Depok Jawa Barat.

Aplikasi Pengontrol Tanaman (Sumber : Sentrafarm)
Aplikasi Pengontrol Tanaman (Sumber : Sentrafarm)

Sentrafarm merupakan Indoor Vertikal Farming pertama di Indonesia. Produk Sentrafarm ditanam dalam ekosistem terkontrol yang diatur pada jumlah cahaya, udara, dan nutrisi yang sempurna. 

Penanaman disini dilakukan secara hidroponik, dialiri air dan ditambahkan pupuk secara sistematis dan praktis, dengan aplikasi yang mereka buat sendiri. Ruangan produksi Sentrafarm juga sangat dijaga kebersihannya atau sangat steril. Setiap orang yang masuk harus mencuci tangan, menggunakan pakaian APD lengkap, dan mengganti alas kaki.

Lampu LED disini ada yang berwarna ungu dan putih. Diantara kedua lampu tersebut memiliki fungsi yang berbeda untuk sayuran yang di hasilkan. Lampu berwarna putih akan membuat tanaman cepat besar dan tinggi, sedangkan lampu berwarna ungu akan membuat tanaman cepat besar dan memperkuat warna sayur.

“Proses penanaman sayuran di Sentrafarm, yang pertama dilakukan yaitu pemilihan bibit yang didiamkan di wadah dalam kondisi gelap, setelah pecah benih  dimasukan ke tempat semai selama 14 hari. Setelah 14 hari, dimasukan kedalam ruangan produksi dan didiamkan selama 30 hari, dengan perawatan khusus. Setelah 30 hari, sayuran yang sudah tumbuh besar bisa di panen”. Ujar Ifhdal selaku tim ahli dari Sentrafarm.

Sayuran Hidroponik Sentrafarm (Sumber : Dokumen Pribadi)
Sayuran Hidroponik Sentrafarm (Sumber : Dokumen Pribadi)

Setelah siap panen, sayur-sayuran ini akan di jual melalui FoodHall dan aplikasi Zaman Now. Untuk harga dan jenis sayuran yang dijual, anda bisa mengunjungi laman Instagram Sentrafarm. Tidak semua jenis sayur bisa ditanam di sini, hanya tanaman Hidroponik saja yang memiliki akar serabut seperti selada keriting, daun mint, sawi hijau, pakcoy, rosemary, parsley, dan lain-lain.

Nah untuk anda yang penasaran bagaimana proses penanaman sayur di Sentrafarm, kebetulan mereka membuka Farm Tour, anda bisa mengunjungi rumah produksi Sentrafarm dengan membayar Rp.100.000 per orang, dengan include Full Personal Protective Equipment (PPE), salad dan coldpress dari produk yang mereka tanam sendiri.

Disana anda akan didampingi oleh tim ahli dari Sentrafarm yang akan mengajak anda keliling melihat proses penanaman sayur, serta belajar bagaimana cara penanaman hidroponik tanpa cahaya matahari.

Hidroponik Skala Kecil Rumahan (Sumber : Dokumen Pribadi)
Hidroponik Skala Kecil Rumahan (Sumber : Dokumen Pribadi)

Jika anda ingin mencoba cara penanaman hidroponik seperti ini, anda juga bisa membuatnya dirumah dengan skala yang lebih kecil. Dan tentunya dengan alat-alat yang mudah didapatkan seperti Pipa, lampu, ember, dan gully. Berikut ada cara sederhana yang bisa anda praktekan dirumah:

  • Siapkan beberapa pipa atau talang, dan pompa.
  • Lubangi pipa sesuai dengan panjangnya. Pastikan jarak satu lubang dan lubang yang lain sama.
  • Susun pipa atau talang yang dipersiapkan untuk menjadi tempat menanam tanaman.
  • Siapkan penampung pada ujung pipa yang lebih rendah.
  • Pasang pompa untuk mengalirkan air nutrisi agar alirannya maksimal
  • Cara satu ini memiliki konsep dasar menanam akar tanamannya tumbuh pada bagian lapisan nutrisi yang tidak dalam. Dan juga menjaga sirkulasinya agar tanaman tetap mendapat nutrisi, oksigen, dan air secara baik dan tercukupi.

Sistem penanaman ini akan efisien di masa yang akan datang, dimana lahan pertanian semakin menyempit, terutama di perkotaan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari penanaman hidroponik. Teknik hidroponik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan menanam secara konvensional di media tanah:

  • Banyaknya tanaman yang bisa ditanam dengan teknik ini bisa dilipatgandakan karena penggunaan lahan yang sedikit. Sehingga, dengan lahan yang terbatas, Anda masih bisa memanen banyak tanaman.
  • Mutu tanaman yang ditanam bisa dijamin dan lebih bersih karena semua faktor pertumbuhan bisa dikontrol, seperti kebutuhan nutrisi yang dipasok sesuai dengan ukuran masing-masing melalui air sebagai media tanamnya. Faktor lain seperti melindungi tanaman dari hujan dan hama juga dalam kendali.
  • Kebutuhan tenaga untuk menanam dan merawatnya lebih sedikit, serta perawatannya yang mudah.
  • Tingkat keberhasilan hingga panen sangat tinggi dibandingkan dengan cara menanam konvensional. Hal ini dikarenakan faktor pertumbuhan dapat dikontrol, serta tidak ada resiko kebanjiran, kekeringan, atau kertergantungan dengan kondisi alam lainnya.

Walaupun banyak kelebihan yang bisa didapatkan dari menanam dengan teknik hidroponik, namun terdapat pula beberapa kekurangan:

  • Biaya awal teknik hidroponik ini cukup mahal, karena memerlukan wadah dan sarana khusus untuk menanamnya.
  • Memerlukan ilmu dan keterampilan khusus untuk meramu pupuk yang digunakan untuk menanam tanaman dengan teknik ini, agar bisa memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman yang ditanam.
  • Selain itu, hidroponik menggunakan sistem nutrisi disirkulasi atau close system, sehingga jika ada tanaman yang terkena patogen, seluruh tanaman bisa rusak dengan cepat.

Jadi bagaimana, Apakah anda tertarik untuk mencoba nya dirumah? Penanaman hidroponik seperti ini bisa anda jadikan hobi baru atau menjadikannya peluang bisnis baru. Karena dengan metode seperti ini, kita bisa menghemat lahan pertanian khususnya di daerah perkotaan yang semakin minim nya perkebunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun