Mohon tunggu...
Anita Carolina
Anita Carolina Mohon Tunggu... Lainnya - Beauty Advisor

Jangan remehkan modal kecil. Taklukkan kecilnya modal keberanian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Taktik Cerdas Gadis Cantik yang Selamat dari Rentenir yang Mau Menikahinya

26 Juli 2020   21:37 Diperbarui: 26 Juli 2020   21:33 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pernikahan (Foto Thi Hunh via Pexels)

Alkisah, seorang pria menghadapi masalah serius.

Ia terjerat utang besar terhadap seorang rentenir, dan belum sanggup melunasi semua utang dan bunganya saat jatuh tempo.

Si rentenir pun memberi alternatif.

Jika pria itu tidak mampu melunasi utangnya, maka Putri tunggalnya yang cantik rupa untuk dinikahkan kepada si rentenir.

Karena memang tidak sanggup melunasi semua utangnya, pria itu akhirnya memutuskan untuk berunding dengan si rentenir.

Putrinya yang elok ikut bersama Ayahnya.

Pria itu mencoba bernegosiasi agar utangnya dapat keringanan.

Mendengar permintaan itu, si rentenir memberikan pilihan.

Kebetulan mereka saat itu berada di antara pekarangan rumah yang dipenuhi kerikil dan batu-batu kecil.

Si rentenir rupanya ingin membuat sebuah undian.

"Aku akan memasukkan dua batu hitam dan putih ke dalam kantong," kata rentenir itu.

"Jika putrimu mendapatkan batu hitam di tangannya, maka, Putrimu harus menjadi istriku dan semua utangmu akan lunas."

"Jika putrimu mendapat batu putih, maka putrimu tidak perlu menikah denganku dan seluruh utangmu lunas," sambung si rentenir.

Jika menolak mengambil batu, maka pria itu akan dijebloskan ke penjara.

Rentenir menjalankan siasatnya.

Kepalanya menunduk dan ia rendahkan badannya untuk mengambil dua batu kecil di sekitarnya, lalu dimasukkan ke kantong.

Namun, pada saat bersamaan, Gadis cantik ini melihat si rentenir ternyata secara sembunyi-sembunyi memasukkan dua batu hitam.

Si rentenir berlaku curang, pikirnya, tapi ia tidak protes.

Ketika kantong disodorkan, si Gadis mulai berpikir tentang apa yang harus dilakukannya.

Ia memasukkan tangannya mengambil salah satu batu dari sana.

Dia genggam batu yang didapatinya, namun secara spontan tiba-tiba ia berpura-pura jatuh tersungkur.

Batu yang sudah digenggamnya pun jatuh dan berserak di antara batu lainnya.

"Maaf Tuan, aku sudah menjatuhkannya."

"Tetapi Anda akan tahu apa warna batu yang telah saya ambil dengan melihat sisa batu di kantong itu," kata Gadis itu.

Tentu saja, saat isi kantong dikeluarkan, yang muncul adalah batu hitam. Artinya, si Gadis telah mengambil batu putih.

"Oh, saya ternyata mengambil batu putih," kata Putri itu.

Si rentenir tidak dapat berkutik.

Maka, selamatlah Nona cantik ini dari jeratan sang rentenir sebab batu yang tersisa di kantong berwarna hitam.

Begitu juga utang sang Ayah telah berhasil dilunaskan seluruhnya.

Apa yang dialami seorang gadis yang harus berhadapan bahkan harus menikah dengan rentenir karena utang Ayahnya bukanlah cerita baru.

Kisah Gadis di atas dimasukkan dalam buku biografi Pengusaha Johnny Darmawan: Cerita tentang Etos Bisinis.

Dari kisah tersebut, Johnnya Darmawan yang pernah menjabat CEO Toyota Astra Motor selama belasan tahun, menilai bahwa seseorang harus out of the box.

Rentenir itu tidak berani mengakui ketidakjujurannya.

Sementara si Gadis adalah sosok yang paham situasi dan lapangan, punya ide dan gagasan.

Dia tahu persis ada banyak batu di sana dan dia manfaatkan itu.

Begitu juga dalam berusaha.

Seseorang jangan terlalu terpaku pada logika umum atau teori.

Dalam menghadapi kendala, perlu taktik dan strategi  di luar logika umum seperti si Gadis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun