Mohon tunggu...
Benediktus SipandiGinggar
Benediktus SipandiGinggar Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Mahasiswa STFT Widya Sasana Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaum Biarawati dengan Dunia Saat Ini

6 Februari 2021   08:21 Diperbarui: 6 Februari 2021   08:25 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kedua, kita mesti  memiliki tanggung jawab lebih dalam memastikan kualitas pelayanan serta lebih mementingkan keselamatan  mereka yang dilayani secara fisik dan psikis. 

Ketiga, memberikan pemahaman dan pendekatan yang intensif terhadap keluarga-keluarga atau masyarakat  guna memahami sekaligus mentaati semua protokol kesehatan. 

Keempat,mesti berwawasan luas (selalu update) agar tidak ketinggalan dengan perubahan dunia era digital saat ini serta mampu memberi teladan yang baik bagi masyarakat dalam perilaku sehat. Dengan demikian akan semakin banyak orang yang diselamatkan dan kerajaan Allah tetap dirasakan oleh semua orang pada zaman ini.

Dari beberapa tuntutan  yang saya temukan di atas sekali lagi kaum biarawati perlu terbuka terhadap perubahan dalam era kenormalan baru yang mau tidak mau  harus dijalani. Diperlukan sinergi juga kebersamaan untuk  menjalin kerja sama yang baik dengan rekan kerja, dengan pihak pemerintah juga dengan instansi lain agar unit karya  kita bisa bangkit dan menjalani pola hidup baru yang adaptif. 

Bagaimanapun juga masyarakat harus dilayani dan tentunya diperhatikan kesehatannya. Dan, di sini yang paling penting adalah menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kaum biarawati dalam menangani dan mengelola suatu instansi yang kualitasnya tidak diragukan sejak dahulu.

Dalam pelayanan sekarang teknologi memiliki peran penting karena dapat memberikan kemudahan  dalam mengakses informasi yang ada secara cepat serta dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Pertumbuhan teknologi yang tumbuh secara pesat tentunya membawa banyak pengaruh positif dan negatif bagi kita, untuk itu perlunya kontrol diri dan memiliki kesadaran bahwa kita adalah kaum biarawati yang berkaul dan dikendalikan oleh konstitusi. 

Dari kesadaran itu, menurut saya dalam menaggapi era digital kita perlu berselancar ke dunia maya untuk belajar menghindari diri dari ketertinggalan penggunaan teknologi, pengetahuan dan penemuan-penemuan baru di dunia. Penggunaan gadget bukan lagi hal yang perlu dihindari karena  dianggap dapat "membunuh" panggilan sebab dari gadget kita bisa mengetahui segalanya.

Contohnya saja di Eropa sudah berlaku revolusi industri 4.0 dimana segala sesuatu mengandalkan penggunaan mesin dan teknologi canggih dalam proses produksi dan output. Pada era ini, perkembangan industri perlahan mulai menyentuh dunia virtual. Jika kita kaum biarawati menutup diri atau   tidak turut berselancar di dunia maya kita akan gagap menghadapi teknologi di masa yang akan datang. Yang terpenting adalah kita memiliki minsed yang sehat.

Akhirnya saya mengajak kita untuk menyadari peran kita sebagai biarawati pada situasi ini, terbuka terhadap perkembangan teknologi, selalu berkobar  dalam  memperjuangkan kerajaan Allah  di dunia melalui kesaksian hidup yang penuh semangat dalam pelayanan. Semoga Roh Kudus mendayai  kita serta memberi kita  ide-ide kreatif agar peran kita sebagai kaum biarawati dalam menanggapi dunia zaman ini semakin berkenan pada Tuhan. Vivat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun