Dunia ramai membicarakan Corona Virus atau Covid-19. Wabah yang kian menakutkan ini setidaknya telah menyerang 113 negara dan jumlah korban terinfeksi mencapai ratusan ribu dengan jumlah kematian yang terus meningkat.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk melindungi masyarakat dari Covid-19 ini. Kiranya sebagai warga negara yang baik kita harus taat  dan patuh. Negara kita belum memiliki fasilitas yang mumpuni untuk menanggulangi masalah ini.
Sebab sulit dibayangkan jika jutaan orang terpapar virus ini. Pertanyannya ialah seberapa mampu tenaga medis dan rumah sakit yang tersedia, merawat dan menampung para pasien? Jika tidak mampu, yang lain harus ke mana?
Hari-hari ini saja, banyak tenaga medis menggunakan alat seadanya untuk menyembuhkan pasien. Sementara  jumlah korban yang meninggal dunia dan yang  terpapar virus semakin meningkat. Dan kenyataan ini tidak sebanding dengan jumlah korban yang disembuhkan.
Hemat saya kita masing-masing tetap harus waspada. Jangan anggap spele dengan Covid-19 ini. Patuhi imbauan untuk mencuci tangan dengan sabun, mandi setelah pergi keluar rumah, memakai masker, menjaga jarak, dan yang lainnya.
Stay home adalah ajakan yang baik untuk kita, demi mengurangi penyebaran Covid-19 ini. Selain untuk membantu para medis, stay home adalah cara kita mengambil bagian dalam kesusahan dan penderitaan mereka yang terpapar virus. Sebab it is better rest at home rather rest in peace, so just stay at home gaisss (lebih baik beristirahat di rumah dari pada meninggal karena virus).
Jadilah Mukjizat
"Jangan spele dengan Covid-19" hendak menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Tentu kita tidak ingin, kesalahan dan kelalaian kita membawa dampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain di sekitar kita.Â
Italia adalah negara yang dulunya menanggap spele dengan virus ini, namun ketika korban berjatuhan di mana-mana, barulah mereka sadar bahwa bahaya itu sungguh nyata.
Tidak sedikit orang menanggap bahwa kuasa Tuhan lebih besar daripada virus ini. Mereka yakin sungguh bahwa hanya dengan percaya pada Tuhan, mereka terlindungi. Pernyataan seperti ini patut dipikir ulang.
Sebab kalau menimang fakta yang telah terjadi, bukankah banyak yang terpapar virus itu orang beriman. Mengapa mereka terpapar virus padahal mereka percaya pada Tuhan?Â
Ingat, Tuhan menciptakan kita dengan dilengkapi kemampuan akal budi dan kehendak bebas. Kita hendaknya menggunakan kemampuan itu untuk menghadapi persoalan kita hari-hari ini.
Pesan Nietzsche kiranya penting untuk selalu diingat, "Jika anda tidak mengalami mukjizat, jadilah mukjizat itu sendiri." Pesan ini kiranya aktual hari-hari ini. Jangan menunggu mukjizat terjadi, tetapi berusahalah agar kita mampu menemukan mukjizat Tuhan dalam kerja keras kita menghadapi masalah. So, Jadilah Pembawa Mukjizat.
Syalom Sahabat Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H