Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Guru - GURU

Writing is a call to serve others and love God. Because everything I have comes from God

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Pemimpin: Hakikat, Mandat, dan Berkat

19 Desember 2019   16:18 Diperbarui: 19 Desember 2019   16:33 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata pemimpin? Menurut anda pemimpin yang baik itu seperti apa sih? Pertanyaan ini sering kali kita dengar dan sering kita ditanya demikian. Jawaban dari pertanyaan ini tentu beragam. 

Ada yang mengasosiasikan pemimpin sebagai orang yang dekat dengan rakyat seperti Pak Jokowi, ada yang mengagumi kesederhanaan ala Paus Fransiskus, sementara yang lain menginginkan pemimpin yang tegas seperti Donald Trump bahkan mungkin pemimpin yang kejam seperti Kim Jong Un. Yang pasti kita mempunya kriteria tersendiri ketika menyebut pemimpin.

Apapun kriteria anda tentang pemimpin, satu hal yang pasti bahwa sejatinya seorang pemimpin adalah seorang pelayan. Arti pemimpin sebagai pelayan banyak benarnya. Yesus sendiri mengatakan, "Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antaramu hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya" (Mrk.10:43-44).

Yesus mau menekankan kebenaran ini, seorang pemimpin sejati harus menjadi pelayan yang sungguh. Dalam kriteria ini, bukan pemimpin sejati kalau hanya pintar berkoar, tetapi tak peka mendengarkan. Bukan pemimpin yang baik kalau hanya memberi janji tetapi minus keteladanan dan tindakan nyata. Tak hanya pandai meminta, tetapi pandai juga memberi. Dengan itulah kita bisa menilai karakter dan kualitas dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus terlebih dahulu lulus sebagai pelayan yang baik.

Dengan perspektif yang berbeda, kita mungkin dengan mudah mengatakan, kalau bagitu hanya sedikit saja dong yang menjadi pemimpin. Mereka yang menjadi pemimpin sudah dari sononya sementara yang lain terus menerus menjadi orang yang dipimpinnya. Tentunya bukan demikian. Semua orang, saya dan anda adalah pemimpin. 

Dalam Kitab Kejadian Allah berfirman, "Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan segala ternak." Gambar dan rupa Allah tidak hanya merujuk bahwa kita adalah ciptaan, tetapi juga kita diutus untuk melestarikan alam ini. Tugas melestarikan alam dan segala isinya adalah tugas kepemimpinan.

Dipanggil untuk Menjadi Pemimpin
Memang harus diakui bahwa tugas kita sebagai pemimpin tidak seperti tokoh-tokoh terkenal dunia. Kita bukan pemimpin yang mengubah sejarah dunia seperti Adolf Hitler dengan kekejamannya membunuh jutaan orang Yahudi atau tidak setenar Nelson Mandela dalam melawan politik apatheid di Afrika Selatan juga bukan pengukir sejarah seperti Wiliam Both,  tetapi setidaknya kita dipanggil untuk memimpin. Menjadi pemimpin merupakan hakikat, mandat dan berkat dari Allah.

Pertama, hakikat sebab kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada hakikat manusia. Karenanya hakikat kemanusiaan seseorang tercermin dari kepemimpinannya. Pemimpin yang tidak totol akan menghasilkan orang-orang yang setengah-setengah. Kedua, kepemimpinan adalah mandat. Artinya kelayakan seorang menjadi pemimpin bukanlah terutama karena kelihaiannya dalam merebut kuasa atau kepandaiannya mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan adalah penugasan Allah, karena itu mesti dilaksanakan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Dengan kata lain, memimpin bukanlah saat untuk berbuat semau gue, tetapi mejalankan mandat Tuhan untuk meneruskan karya keselamatanNya di atas muka bumi. Ketiga, kepemimpinan adalah berkat. Menjadi pemimpin adalah karunia Allah yang sangat unik. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh mahkluk lain. Sebab itu memimpin adalah tugas mulia dan luhur.

Choose Wisely
Tugas kepemimpinan sebagai hakekat, mandat dan berkat tidak mudah dijalankan. Dalam prosesnya, benturan dan tantangan sering mewarnai hidup kita. Tidak sedikit orang memilih untuk menyerah pada keadaan dan mengatakan saya tidak bisa lagi. Sedang yang lain berjuang menghadang badai hingga berhasil sampai tujuan.

Kita dipanggil untuk menjadi pemimpin yang mampu membawa orang pada tujuan. Karena itu dalam menghadapi tantangan kita dituntut untuk, pertama, bekerja sama. Tak ada keberhasilan tanpa adanya kerja sama. Karena itu kemauan dan kerelaan untuk membagi tugas dalam kepemimpinan adalah hal yang perlu demi tercapainya tujuan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun