Kata...
Dalammu mengandung daya
hadirmu membawa makna, memukau dunia
gigihmu menggelora, bagai ombak menghempas karang
gemamu bagai gempa menghancur kota
Manusia tak pernah bertanya, apa yang mengadamu?
Kamu rangkaian dari huruf-huruf, membentuk kalimat
hingga manusia mampu berkata-kata
Namun sayang, sungguh sayang, maknamu kini terlecehkan
dengan celotehan manusia
Yang hanya tahu untung dan laba
nikmat dan senang saja....
Cetuskanlah satu kata kunci saja, untuk manusia memahami,
Bagaimana berkata dengan bijaksana
Sudah terlalu banyak kau memberi makna kepada mereka...
Namun mereka tetap saja hidup dalam kehampaan,
kesombongan, kebodohan dan kedurhakaan
Lontarkanlah hanya seutuh kata saja, untuk yang mencoba
Berkata-kata dalam bahasamu sebenarnya...
Mereka yang menulis dalam penantiannya...
Mereka yang memikirkanmu saja...
Dan bahakan bahasa-bahasa keluar dan masuk dari katamu...
Kata, bahasamu terlalu tinggi untuk aku yang baru mengeja,
Karya-karyamu yang mendunia...
Terangkanlah hadirmu sebenarnya...
Sebab hadirmu memungkinkan apa saja yang tak ada dapat ada...
Membuat realitas bernama, itulah hakikatmu...
Membuat segalanya bermakna itulah tujuanmu
Kata, Katamu menghidupkan realitas yang ada.
 Terima kasih dari ku, hai "kata"
Yang telah berjasa, mengatakanku di dunia...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H