Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Freelancer - freelanecer

Menulis ialah caraku mengasah kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Atas Nama Malam

19 November 2018   23:31 Diperbarui: 20 November 2018   00:03 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ilustrasi: internasional.kompas.com

Atas nama malam

Kau robek sayap kebebasanku

Kejam, sungguh kejam.

Entah sampai kapan kita saling berhianat

Kita terlempar sembari menggenggam tombak

lalu mempersenjatai diri pada batas cakerawala

dengan luka kusumat ditabur serta.

Oh nestapa tiada tara

Membujur dari kekelaman jiwa.

Pada siapa aku mengaduh?

Melihatmu merampas tiada malu.

Padahal langit kita sama,

tiada yang lebih kuat dan hebat

Tetapi kekuasaan menjadi senjata ampuhmu.

Saat malam semakin merayap,

 dicumbu lorong-lorong fana,

Dimanakah kita harus berhenti,

Menemukan kedamaian sejati?

Berharap semuanya akan usai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun