Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Freelancer - freelanecer

Menulis ialah caraku mengasah kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Bakung

17 November 2018   15:15 Diperbarui: 18 November 2018   02:52 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingin kukidungkan sejumput kagumku
Untuknya yang lisutkan aku
Dari berjuntai rumbai keramaian
Yang menidurkan aku dalam kesahajaan sunyi.

Yang suaranya seperti kepak lepas air,
pada kelokan-kelokan pematang sawah
Yang mahkotanya seperti melati gigil sehabis basah
Lentik lengkung jemarinya
bagaikan lepah-lepah segar tetumbuhan rerawa.

Jujur membalut kata-katanya
Oceh tawanya, lantak gugurkan dedaunan hijau
Dirinya bagaikan perpaduan mawar dan melati.

Ah Bakung,
Harum kulitmu

Telah mensemikan gugurku.
Bersama hawa bumi aku lantunkan syair-syair kidung-kidung ini
Meski si kupu-kupu mungkin telah menjagamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun