Saat keyakianan-keyakianan umum mulai digugat dan dipertanyakan ulang, filsafat mengasah kepekaan kita atas inti persoalan yakni kepekaan atas mana hal pokok, mana hal spele, mana hal yang perlu dibela, mana hal yang dibiarkan saja, ketidakmampuan berpikir secara abstrak filosofis mudah mengakibatkan kerancuan-kerancuan berpikir yang menyedihkan dan berbahaya, (Bambang Sughiarto, Op.cit.)
Banyak masalah konkrit di negeri ini umumnya muncul karena kerancuan berpikir. Urusan kinerja birokrasi yang tidak efisien, korupsi yang merajalelah, konflik agama, kerumitan masalah pendidikan, terosirme, kolusi, nepotisme dan banyak kasus lainnya, banyak kali disebabkan oleh kerancuan berpikir semacam itu.
Menguasai filsafat juga adalah mengasai seni berpikirnya. Ia memberikan kita kemampuan untuk mengupas, merenung dan mempertanyakan segala sesuatu yang berbicara tentang kita kini dan di sini.
Dan akhirnya, filsafat menjadikan manusia lebih cerdas dan tangkas dalam hidup sehari-hari. Filsafat menghindari manusia dari kesesatan berpikir, namun menghantar orang pada pengertian dan kebijaksanaan, menyadari ketidaksadarannya dan menerima keberadaannya dan orang lain.
Dan filsafat menjadikan seseorang berani berbeda dan berani berpikir sendiri.
Benediktus Jonas, Mahasiswa Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Malang, Jawa Timur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H