Mohon tunggu...
Benedikta DindaDian
Benedikta DindaDian Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Fisip UAJY

Jurnalisme Multimedia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setelah Serangan Teroris, Seorang Muslim di Perancis Bertanya: Apakah Negara Mencintai Saya?

9 November 2020   22:28 Diperbarui: 10 November 2020   10:34 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata,gambar tersebut pernah menyulut amarah umat muslim pada tahun 2015 yang telah menewaskan 12 orang, termasuk beberapa kartunis terkenal lainnya.

Tidak disangka, beberapa minggu setelah publikasi ulang seorang remaja Chechnya memenggal kepala seorang guru sekolah menengah bernama Samuel Paty. Motif pemenggalan terjadi karena remaja tersebut tidak terima jika guru menggunakan gambar karikatur Nabi Muhammad SAW sebagai contoh pembelajaran.. 

Tidak hanya itu, minggu lalu seorang wanita juga dipenggal dan dua orang lainnya tewas di Nice dalam dugaan serangan Islam.

Pemerintah Prancis mengakui membela karikatur tersebut, dengan mengatakan bahwa nilai-nilai sekuler negara itu memungkinkan adanya penistaan agama.

Foto: detik news
Foto: detik news

Menurut Garnoussi, publikasi ulang tersebut merupakan tindakan provokatif yang disengaja untuk membuat perselisihan antara lima juta Muslim di Prancis.

"Itu menyakiti kami dan membuat kami merasa Negara tidak mencintai kami," katanya melihat tindakan Charlie Hebdo dan pembelaan pemerintah terhadap mereka.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron menindaklanjuti tragedi pembunuhan guru Samuel Paty dan para korban di Nice beberapa hari kemudian.

Pada awalnya pemerintah berencana untuk menutup sebuah masjid di tepi Paris, membongkar sekitar tiga asosiasi Muslim, dan merancang undang-undang yang digunakan untuk melawan perilaku Islam karena dianggap berlawanan dengan nilai-nilai Republik.

Tetapi melihat keadaan yang semakin buruk, Macron berupaya untuk memperbaiki apa yang menjadi kesalahpahaman tentang hubungan Perancis dengan Muslim. Dalam sebuah wawancara, pihaknya menekankan bahwa dirinya tidak mendukung karikatur tersebut dan Prancis sama sekali tidak anti-Muslim.

Baru-baru ini, Macron tengah membicarakan tentang membangun kembali umat muslim di Perancis dengan memperhatikan nilai-nilai sekuler negaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun