Masalah Teknologi dan Investasi
Teknologi biomassa memerlukan investasi awal yang cukup besar. Semakin tinggi teknologi, semakin mahal biaya investasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, biaya konversi biomassa menjadi energi yang tinggi merupakan salah satu kendala utama.
Hambatan Regulasi dan Finansial
Agar investasi dalam bidang bioenergi dapat tumbuh, produsen pengolahan bioenergi perlu diberikan insentif. Perlu perbaikan regulasi yang dapat menumbuhkan investasi agar dapat berkelanjutan. Jaminan ketersediaan feedstock dan stabilitas harga biomassa masih menjadi tantangan hingga saat ini.
Berdampak pada Produksi Pangan
Lahan luas yang dibutuhkan untuk menanam tanaman bahan energi biomassa dalam skala besar dapat berdampak kenaikan harga dan ketersediaan pangan. Monokultur juga bisa mengurangi keanekaragaman hayati dan berdampak buruk pada kualitas nutrisi yang ada di dalam tanah.
Gangguan Sistem Pernapasan dan Longsor
Sementara gangguan sistem pernapasan dan longsor tidak langsung terkait dengan keterbatasan utama penggunaan biomassa, namun beberapa praktik ilegal seperti penebangan liar dapat meningkatkan risiko longsor dan polusi udara yang lebih parah, yang tentunya berdampak negatif pada kesehatan manusia.
Pemanfaatan Biomassa
Pembangkit Listrik
Pemanfaatan biomassa sebagai pembangkit listrik adalah solusi inovatif untuk menghasilkan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Dalam proses ini, biomassa seperti kayu dan limbah pertanian dibakar untuk menghasilkan uap panas yang memutar turbin dan menghasilkan listrik. Alternatif lainnya termasuk gasifikasi atau fermentasi untuk memproduksi biogas. Keuntungan utama dari pembangkit listrik berbasis biomassa adalah kemampuannya mengurangi emisi gas rumah kaca, karena dianggap carbon neutral. Selain itu, penggunaan biomassa mendukung kemandirian energi lokal dan menciptakan lapangan kerja, menjadikannya pilihan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi ekonomi dan lingkungan.