Mohon tunggu...
benedictus okapr
benedictus okapr Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

Pelajar sekaligus petani

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Rawa Pening sebagai Tempat Wisata Sekaligus Konservasi Perairan

28 Mei 2024   09:31 Diperbarui: 28 Mei 2024   09:36 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teman- teman ada yang tahu dimana Rawa Pening ? Nah, aku kasih tahu nih, Rawa Pening itu merupakan rawa yang terletak di Kabupaten Semarang yang wilayahnya mencakup Kecamatan Tuntang, Kecamatan Bawen, Kecamatan Ambarawa, dan Kecamatan Banyubiru. Rawa Pening memiliki luas wilayah seluas 2,67 ha. Lalu apa istimewanya rawa ini ? Rawa ini memiliki keistimewaan yaitu sebagi sumber irigasi lahan sawah, tempat budidaya ikan air tawar, wilayah konservasi, dan sumber PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air).

 

                                                                                                          ( Sumber gambar : pribadi)

            Rawa Pening menjadi sumber irigasi lahan sawah karena banyak lahan sawah yang letaknya dekat dengan rawa, sehingga petani nggak kesulitan membuat saluran irigasi. Terdapat dua jenis budidaya padi yang dilakukan petani di sekitar Rawa Pening, yaitu budidaya padi secara konvensional dan budidaya padi apung. Budidaya padi apung dilakukan dengan drum sebagai pelampung dari rak petak sawah. Budidaya padi apung dinilai cukup ekonomis karena tidak memerlukan lahan luas dan dapat mendapatkan pasokan air dengan mudah. Air dari rawa ini banyak mengandung mikroorganisme yang membantu dalam proses pengomposan, maka dari itu banyak petani yang mengambil tanah atau lumpur dari rawa ini sebagai campuran kompos. s

gambar-rawa-pening-2-2-66553da3c925c47d8d02dbd3.png
gambar-rawa-pening-2-2-66553da3c925c47d8d02dbd3.png

                                                                                                          ( Sumber gambar: pribadi)

            

      Budidaya ikan di dekat rawa ini terdapat dua jenis, yaitu budidaya konvensional dengan tambak dan budidaya mina padi, yaitu budidaya padi yang dipadukan dengan budidaya ikan air tawar. Jenis ikan yang umum dibudidayakan di wilayah ini adalah ikan nila atau mujahir, lele, dan ikan gabus. Ikan- ikan tersebut memiliki keunggulan, yaitu dapat hidup di air yang mengandung sedikit oksigen terlarut, sehingga budidaya ikan tersebut diminati pembudidaya karena biaya operasional yang cukup murah ( tidak membutuhkan pompa untuk sirkulasi).  

            Rawa Pening sebagai wilayah konservasi masih memiliki banyak pertentangan. Pertentangan tersebut mengenai bahaya tanaman air yang invasif dan manfaaat tanaman air dlam menjaga ekosistem perairan. Rawa Pening wilayahnya banyak sekali ditumbuhi eceng gondok, kangkung air, dan selada air liar. Tanaman air ini sangat invasif sehingga memicu terjadinya penumpukan sedimen lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan perairan. Banyak tanaman air kok bisa memicu sedimentasi ? Tanaman air ini membutuhkan media lumpur untuk hidup, jadi semakin banyak populasi tanaman air, maka semakin banyak lumpur yang terangkat. Hal ini tidak hanya disebabkan keberadaan tanaman air tersebut, tetapi juga karena banyaknya sedimen terlarut dalam air yang terbawa aliran sungai yang bermuara ke Rawa Pening.

            Lalu, konservasinya sebelah mana ? Eceng gondok memiliki peran untuk mengurangi cemaran air dari logam berat yang dapat merugikan lingkungan sekitar. Contoh logam beratnya apa ? Timbal. Timbal dapat mencemari lingkungan dan dapat mengakibatkan keracunan bahkan kematian pada organisme yang tinggal di lingkungan tercemar.   Eceng gondok mampu menyerap timbal, sehingga ekosistem sekitar tidak banyak tercemar oleh logam berat tersebut. Keberadaan eceng gondok juga dapat membantu berkembangbiaknya beberapa jenis ikan liar yang terdapat di wilayah tersebut seperti ikan lele dan ikan gabus.

            Keberadaan eceng gondok juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pinggir rawa karena tangkai eceng gondok dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan seperti tas, dompet, topi, dan produk serupa lainnya. Akar eceng gondok juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos, karena mengandung fosfor yang berperan untuk mempercepat perkecambahan benih tanaman, akar eceng gondok juga mengandung banyak mikroorganisme yang dapat membantu proses dekomposisi bahan organik yang kan dijadikan pupuk.

            Keberadaan ikan liar dan lingkungan sekitar rawa yang cukup banyak pepohonan liar terutama di sisi Kecamatan Banyubiru dan Kecamatan Tuntang mendukung berkembangbianya beberapa jenis burung air seperti bangau kuntul, bangau cangak, dan burung belibis, sehingga populasi ikan dan tanaman liar di tengah danau terkendali.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun