Mohon tunggu...
Inovasi

"The Annual Rings"

22 September 2017   17:21 Diperbarui: 22 September 2017   17:37 2042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun mekanisme terbentuknya lingkaran atau cincin tahunan akibat aktivitas pembelahan jaringan kambium kearah luar dan dalam tadi membentuk floem-floem sekunder dan xylem-xylem sekunder. Proses terbentuknya sel kearah samping pada batang tanaman merupakan bentuk atau hasil dari pertumbuhan sekunder. Dari sini kita tahu bahwa lingkaran tahun adalah salah satu bentuk fenomena alam yang sangat menarik untuk dipelajari. Tiap tanggal-tanggal sejarah yang tertera pada tiap cincin tahunan (annual rings) memberi kita pemahaman menganai bagaimana waktu telah berlalu dan perubahan pada peradaban manusia.

Pada beberapa abad yang lalu telah dikenal salah satu metode penanggalan dalam arkeologi yakni Dendrochronology. Dendrokronologi adalah suatu metode penanggalan (dating) dengan menggunakan lingkaran tahun (tree-ring/annual ring) pada penampang batang tumbuhan. Metode ini dapat diterapkan pada ilmu arkeologi untuk mengetahui usia benda-benda peninggalan yang berbahan dasar atau bermaterial kayu.

Dendrokronologi pertama kali ditemukan pada tahun 1960-an oleh seorang astronom bernama Andrew Ellicot Douglas dan dikenal dengan The Douglass Method. Metode ini dilakukan dengan menghitung secara teliti setiap lingkaran tahun yang terekspresi pada sebuah penampang melintang batang pohon. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam Dendrokronologi adalah dengan membuat sayatan tipis atau dengan melakukan coring untuk mendapatkan garis-garis lingkaran tahun yang selengkap-lengkapnya. Selain untuk mengetahui usia suatu benda arkeologis, metode ini lebih jauh lagi dapat digunakan untuk mengobservasi kejadian pada masa lalu, terutama yang berhubungan dengan alam. Peristiwa tersebut antara lain; polusi, erosi dan tanah longsor, banjir, perubahan glasial, gempa bumi dll.

Namun saat ini lingkaran atau cincin tahunan (Annual Rings) yang ditemukan pada batang tumbuhan dikotil tidak lagi valid untuk dijadikan sebagai patokan usia tanaman. Kenapa? Hal ini muncul dengan beberapa spekulasi serta kemungkinan yang ada. Kita tahu bahwa setiap tahun sebuah pohon menghasilkan satu cincin tahunan (Annual Rings). Dimana jika kita melihat struktur cincin tahunan tersebut dibagi menjadi dua sisi, yakni sisi gelap dan sisi terang. Hal ini menjadi janggal serta menjadi perdebatan banyak pihak bila cincin tahunan yang muncul lebih dari satu.

(Mark Matthews,1993) berpendapat dalam tulisannya yang berjudul Evidence for multiple ring growth per year in Bristlecone Pines, "The great ages claimed for certain individual Bristlecone Pine trees (Pinus longaeva) and the Bristlecone Pine master-chronology. The ages, however, are based on the assumption that the trees grew no more than one ring per year. Creationists have proposed that these supposed old Bristlecone Pines (BCPs), including the ones that make up the master-chronology, have grown more than one ring per year. If these trees did grow one ring per year, the conflict between the ages of these trees is resolved".

"Evidence claimed to support the annularity of these rings is rebutted. In addition, a hypothesis is put forward that multiple ring growth per year (known as 'multiplicity') may benefit these trees under certain environmental conditions, and a hypothesis is offered to explain the observation that all BCPs with thousands of rings exhibit a strip growth habit"(Mark Matthews,1993).

"The thesis of this paper is that, under conditions where water is scarce, BCPs grow multiple thin rings per year rather than one thick ring (as has been documented in other species of gymnosperms and angiosperms2). Further, I hypothesize that the multiplicity growth habit and the strip-growth habit conserve a tree's resources, especially water" (Mark Matthews,1993).

Melalui tulisan (Mark Matthews,1993) telah menunjukan bahwa terdapat kemungkinan terhadap terjadinya anomali munculnya cincin pertumbuhan tahunan (Annual Rings) yang jumlahnya lebih dari satu setiap tahunnya. Berdasarkan tulisan tersebut kita tahu bahwa munculnya anomali tersebut ternyata dapat memberikan keuntungan bagi pohon-pohon itu sendiri dibawah kondisi lingkungan tertentu, yakni kondisi dimana air itu langka. Keuntungan yang diperoleh adalah pohon memiliki jangka waktu hidup yang lebih lama. 

Pada kondisi tersebut pohon akan memilih untuk menghasilkan atau menumbuhkan beberapa cincin tipis tiap tahunnya dibandingkan dengan menghasilkan satu cincin tebal (seperti cincin pertumbuhan pada tanaman dikotil pada umumnya). Usaha pohon untuk menghasilkan cincin pertumbuhan yang lebih tipis tentu saja ada maksudnya. Tujuannya adalah pohon tersebut berusaha untuk menghemat sumber daya yang mereka miliki yakni air, megingat kondisi lingkungan dimana air itu langka dan kebutuhan pohon akan air yang belum tercukupi. 

"Lalu dapatkah multiplisitas menghemat air? Kita tahu bahwa cincin pertumbuhan pohon dapat dikonsepkan sebagai pohon yang terus-menerus menambahkan satu demi satu lapisan kayu ke permukaan melintang batang. Dimana pertumbuhan ini menyebabkan permukaan melintang pohon memiliki pola dasar yang khas yakni berupa lingkaran konsentris yang ditunjukan pada sebagian pohon pada umumnya. Semakin banyak cincin pertumbuhan yang muncul, makin besar pulu diameter pohon tersebut. Namun tahukah kalian bahwa semakin besar diameter sebuah batang pohon, dapat mempercepat laju kehilangan air? 

Ini membuka kemungkinan bahwa pohon dalam kondisi tertentu memiliki kemampuan untuk membuat pilihan dan beralih antara membentuk satu cincin pertumbuhan tahunan dan beberapa cincin pertumbuhan per tahun (pertumbuhan multiplisitas) selama hidupnya. Misalnya, ketika pohon masih muda dan berukuran kecil, mungkin terdapat sejumlah air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, sehingga hanya menghasilkan satu cincin per tahun. 

Seiring bertambahnya usia dan luas permukaan pohon semakin besar, mengakibatkan pohon kehilangan lebih banyak air. Namun dengan beralih ke kebiasaan pertumbuhan multiplisitas , ia dapat menghemat air. Dengan beralih ke pertumbuhan normal (satu cincin per tahun), dapat mengurangi luas permukaan pohon yang merupakan jalur untuk kehilangan air. Dengan kebiasaan atau sistem pertumbuhan yang bergantian semacam itu, memungkinkan bagi pohon memiliki ketersediaan air yang cukup sehingga dapat mempertahankan pertumbuhannya hanya dengan satu cincin setiap tahun. Jika karena beberapa alasan persediaan air sudah tidak mencukupi, pohon itu bisa mulai menumbuhkan beberapa cincin tipis per tahun lagi.Lingkungan serta kondisi pertumbuhan yang sangat keras inilah yang menjadi kunci bagi kita untuk memahami mengapa beberapa batang pohon atau tumbuhan ini memiliki begitu banyak cincin sehingga mereka hidup sekitar sepuluh kali lebih lama dari tumbuhan yang tumbuh dalam kondisi yang relatif baik.

Jadi dalam esai kali ini penulis "setuju" bahwa saat ini lingkaran atau cincin tahunan (Annual Rings) yang ditemukan pada batang tumbuhan dikotil tidak lagi valid untuk dijadikan sebagai patokan usia tanaman. Hal ini dikarenakan oleh keadaan musim, iklim, cuaca, serta kondisi lingkungan termasuk ketersediaan sumber daya bagi tanaman. Penulis harap tulisan ini dapat mengedukasi serta memberikan pengetahuan baru bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan minta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, maupun kesalahan dalam penyajian data-data. 

DAFTAR PUSTAKA :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun