Bicara soal Animal Welfare, sebenarnya isu ini merupakan isu yang sangat kompleks. Dimana banyak pengertian dari beberapa pendapat, juga banyak aspek untuk menjelaskan apa itu animal welfare. Mencoba menyimpulkan pendapat Fraser dalam tulisannya yang berjudul Science, Values and Animal Welfare: Exploring the ‘Inextricable Connection’, dijelaskan bahwa terdapat tiga konsep untuk menilai kesejahteraan hewan atau satwa. Konsep yang pertama menjelaskan bahwa untuk menilai kesejahteraan hewan, dapat dilihat dari umur yang panjang dan kadar hormon yang berhubungan dengan stres. Hampir sama dengan konsep yang pertama, pada konsep yang kedua ini masalah umur dan kadar stres dapat dipengaruhi oleh bagaimana satwa tersebut diperlakukan. Nah.. pada konsep yang ketiga dijelaskan bahwa tingkat kesejahteraan yang tinggi menyiratkan kebebasan dari penderitaan. (Fraser, 1995).
Hal ini menjadi menarik untuk dibahas. Mari kita coba melihat adanya lembaga konservasi, edukasi, rekreasi ini dari sisi lain. Dimana timbul pertanyaan apakah satwa-satwa yang ada di dalam taman ini sudah tercapai kesejahteraannya? Jika berpatokan pada pendapat dari Fraser. Apakah pihak Safari sudah memerlakukan satwa dengan baik dan benar? Yang kemudian akan berpengaruh kepada kadar stres dan umur hewan itu sendiri. Melihat presentasi, beberapa video dan gambar yang dipamerkan oleh pihak Safari Prigen, terlihat keeper dan tim dokter sudah memperlakukan hewan dengan baik. Tetapi apakah sudah benar? Apakah mengobati satwa yang sedang sakit dengan cara dibius terlebih dahulu adalah cara yang paling tepat?
Selain konservasi, bagaimana dengan tujuan rekreasi yang ditawarkan? Apakah dengan hadirnya pengunjung yang mampu berinteraksi langsung dengan para satwa tidak menyebabkan gejala stres? Stres yang dialami oleh para satwa dapat mucul ketika perilakunya terganggu. (Sumber: Wiepkema, P R; Koolhas, J M, 1993).
Hal-hal inilah yang harus diperhatikan oleh pihak Safari Prigen bersama dengan Taman Safari Indonesia. Bagaimana pihak Safari benar-benar harus memperhatikan kesejahteraan satwa yang ada. Bukan hanya memperhatikan, tetapi juga mengutamakan kesejahteraan satwa. Selain itu, perkuat lagi kerja sama dengan lembaga-lembaga baik regional maupun internasional. Seperti apa yang sudah dilakukan, bekerja sama dengan SEAZA (South East Asian Zoos Association). Rubah pandangan masyarakat yang berpandangan negatif terhadap kehadiran kelembagaan konservasi, edukasi, dan rekreasi ini dengan mengutamakan kesejahteraan satwa.
Selain pihak Safari Prigen yang memperhatikan hal tersebut, kita sebagai pengunjung juga harus berpatisipasi. Mari kita rubah pandangan umum masyarakat yang menganggap Taman Safari lebih sebagai tempat pariwisata. Hal tersebut dapat ditanamkan orang tua kepada buah hatinya sejak dini. "Ayo dek, kita belajar sambil senang-senang di Safari Prigen bareng bunda dan kakak!" Kalimat ajakan tersebut terasa lebih tepat dibandingkan dengan... "ayo dek, kita liburan di Taman Safari Prigen!"Â
Eittss.. Jangan lupa! jika anda liburan bersama keluarga apalagi bersama anak anda, hargailah satwa yang anda jumpai serta lingkungan tempat mereka hidup. Sebab jika anda menghargai mereka dan lingkungan hidup mereka, anda sedang mensejahterakan mereka. Percayalah.. Â
Bagaimana? Tertarik belajar sambil bersenang-senang di Taman safari Prigen?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H