Sebagai contoh dari FOPO, bayangkan kamu memiliki keinginan untuk berkarir di dunia seni tetapi tidak berani mengejar passion-mu karena takut dengan pendapat negatif orang di sekitarmu.Â
Mungkin, kamu memiliki kecemasan bahwa teman-teman atau keluarga akan menganggap karir seniman sebagai pilihan yang tidak menjanjikan atau tidak realistis.
Dalam kasus ini, FOPO dapat menjadi penghambat bagi individu tersebut untuk mengejar impian dan passion-nya.Â
Akibatnya, kamu mungkin terjebak dalam pekerjaan yang tidak memuaskan secara emosional hanya untuk memenuhi harapan atau ekspektasi orang lain.Â
FOPO dalam konteks ini dapat menghambat pertumbuhan dan kepuasan pribadi seseorang, mengingat dia tidak berani mengambil langkah-langkah dalam mengejar apa yang sebenarnya diinginkannya karena takut akan pandangan orang lain.
Penyebab FOPO
Penyebab FOPO, atau "Fear of Other People's Opinion," dapat dikaitkan dengan beberapa faktor.Â
Menurut penjelasan Psikolog dari UGM, T. Novi Poespita Candra, beberapa faktor yang berkontribusi terhadap FOPO di masyarakat Indonesia antara lain:
1. Budaya dan Pendidikan
Budaya feodalisme dan konformitas yang masih kuat di masyarakat berperan besar dalam membentuk FOPO.Â
Senioritas dalam mengatur persepsi publik dan pendidikan yang menyeragamkan individu-individu dapat membuat orang lebih mementingkan pendapat orang lain dari pada pendapat diri sendiri.
2. Media Sosial
Penggunaan media sosial menjadi pemicu FOPO yang signifikan. Melalui media sosial, pendapat orang terbuka, dan image seseorang terbentuk.Â
Diskusi dan wacana di media sosial, terutama terkait standar kesuksesan, dapat memicu perbandingan diri dan membuat seseorang merasa tidak memenuhi harapan.