Warna-warna ini bukan sekadar cocokologi, melainkan pilihan yang sadar untuk merefleksikan identitas Palestina dan semangat perlawanan terhadap penindasan Israel.Â
Semangka dengan warna-warna yang identik dengan bendera Palestina menjadi simbol yang kuat, tidak hanya mengenai budaya dan identitas, tetapi juga perlawanan terhadap penindasan.
Sejarah Penggunaan Semangka sebagai Simbol Palestina
Mengutip CNN, penggunaan semangka sebagai simbol Palestina tidaklah terjadi secara tiba-tiba. Sejarah mencatat bahwa simbol ini muncul pertama kali setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967.Â
Pada saat itu, Israel berhasil menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, dan merebut Yerusalem Timur. Pemerintah Israel pada masa itu melarang keras pengibaran bendera Palestina di ruang publik di Gaza dan Tepi Barat.Â
Pengibaran bendera Palestina dianggap sebagai tindakan kriminal. Selain itu, pemerintah Israel juga melarang penggunaan bendera Palestina di wilayah pendudukan.
Dalam situasi ini, masyarakat Palestina mencari cara kreatif untuk melawan larangan tersebut. Mereka mulai menggunakan semangka sebagai pengganti bendera Palestina.Â
Ketika semangka dibelah, buah ini memiliki warna-warna yang mencerminkan warna bendera Palestina, yaitu merah, hitam, putih, dan hijau. Sehingga, semangka tidak hanya menjadi buah, tetapi juga simbol perlawanan dan identitas.
Perubahan dalam Kebijakan dan Simbolisme Semangka
Meskipun pada tahun 1993 Israel mencabut larangan penggunaan bendera Palestina sebagai bagian dari Perjanjian Oslo antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), semangka tetap menjadi simbol yang kuat.Â
Perjanjian Oslo merupakan upaya formal pertama untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.Â
Bendera Palestina diterima sebagai simbol Otoritas Palestina, yang akan mengelola Gaza dan Tepi Barat. Meskipun penggunaan bendera Palestina telah diakui, semangka tetap relevan sebagai simbol kuat.Â
Penggunaan semangka tidak hanya terbatas pada pengibaran bendera, tetapi juga menjadi unsur seni, sastra, dan ekspresi lain yang menggambarkan identitas Palestina dan semangat perlawanannya.Â