"Satu-satunya hal yang kita ketahui tentang masa depan adalah bahwa masa depan akan berbeda." - Peter Drucker
Awalnya tak pernah terpikirkan bahwa saya akan menulis sejauh ini di Kompasiana. Bagi saya dulu, apalah platform blog Kompasiana yang selama ini hanya dianggap media alternatif apalagi sebagai mahasiswa Jurnalistik.Â
Pandangan saya dan gambaran soal impian menulis di media, setidaknya di media arus utama, tampak jauh dari jangkauan.
Tetapi, seperti yang sering kali terjadi dalam hidup, takdir kadangkala membawa kita ke arah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.Â
Pada suatu hari, ketika saya mencari wadah untuk menuangkan pemikiran, cerita, dan pengalaman, saya menemukan rumah ini.
Bukan Kompasiana yang memilih kita sebagai penulis, tetapi kita yang memilih untuk menjadikan Kompasiana sebagai rumah bagi karya-karya kita.Â
Begitu juga halnya dengan saya. Namun, ternyata rumah ini tidak hanya menyediakan tempat untuk karya, tetapi juga memberikan kenyamanan dan kesempatan bagi saya untuk terus berkembang.
Saat itu, saya memulai perjalanan ini dari titik terendah saya sebagai seorang mahasiswa.Â
Semester itu, saya harus merasakan kekecewaan karena hasil nilai yang saya peroleh, harus mengulang proposal, ada mata kuliah yang harus diulang, ditambah lagi dengan ditinggalnya oleh "doi". Rasanya seperti dibuang oleh kehidupan.
Lebay? Tapi memang itu yang saya rasakan pada saat itu. Saya bersyukur bisa merasakan pahit itu, karena ternyata lewat rasa pahit itu saya menemukan jalan baru.