Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semua Berita Laik Disebut Informasi, tetapi Tidak Setiap Informasi itu Berita

10 Oktober 2023   21:59 Diperbarui: 10 Oktober 2023   22:08 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nilai-nilai berita. (Unsplash/Markus Winkler)

Terkadang, dalam era informasi yang begitu cepat dan melimpah seperti sekarang, kita sering kali bingung antara apa yang disebut sebagai "informasi" dan "berita."

Dalam pandangan dan pengalaman saya sebagai mahasiswa Jurnalistik, perbedaan antara keduanya sangat penting untuk dipahami. Informasi dan berita memiliki peran yang berbeda dalam menyediakan pemahaman kita tentang dunia di sekitar.

Ketika saya berpikir tentang kata "informasi," saya merenungkan tentang semua data, fakta, dan pengetahuan yang dapat ditemukan di berbagai sumber.

Informasi adalah sesuatu yang menggambarkan kenyataan atau fakta yang membantu kita memahami sesuatu, bisa berupa angka statistik, definisi, atau panduan tentang cara melakukan sesuatu. Informasi dapat berasal dari buku, internet, percakapan sehari-hari atau, bahkan pengalaman pribadi.

Sementara itu, berita adalah suatu bentuk informasi yang diorganisir dan disampaikan kepada masyarakat luas oleh media. Berita biasanya mencakup peristiwa-peristiwa terbaru, laporan tentang hal-hal yang penting atau menarik, atau analisis dari para ahli.

Berita sering kali memiliki unsur-unsur seperti judul, narasi, sumber, dan editorial yang membantu kita memahami konteks dari informasi yang disampaikan.

Sesuatu bisa dikatakan berita juga jika memiliki nilai berita, yakni ketika informasi tersebut memiliki kriteria bagi kepentingan masyarakat luas.

Perbedaan utama antara informasi dan berita adalah bagaimana mereka disajikan dan diatur. Informasi dapat menjadi bahan mentah yang digunakan oleh berita untuk membangun sebuah cerita.

Di sisi lain, berita adalah proses penyampaian informasi yang telah diolah dan diberikan kepada audiens dengan cara yang lebih terstruktur.

Namun, perbedaan ini sering kali kabur dalam dunia digital saat ini. Dengan adanya internet dan media sosial, siapapun dapat menyebarkan informasi tanpa harus melewati proses penyaringan yang biasanya dilakukan oleh media.

Akibatnya, kita sering kali dibanjiri oleh informasi yang tidak terverifikasi atau berita palsu, yang bisa jadi sangat membingungkan.

Saya akan membahas bagaimana kita dapat mengidentifikasi sumber informasi yang dapat dipercaya dan bagaimana kita dapat menjadi konsumen berita yang lebih cerdas di dunia yang penuh dengan informasi yang takterhitung jumlahnya ini.

Semoga artikel ini dapat membantu kita memahami betapa pentingnya memilah-milah informasi dan berita.

Nilai-nilai Berita

Nilai-nilai berita. (Unsplash/Markus Winkler)
Nilai-nilai berita. (Unsplash/Markus Winkler)

Khoirul Muslimin dalam bukunya "Jurnalistik Dasar: Jurus Jitu Menulis Berita, Feature, Biografi, Artikel Populer, dan Editorial" (2019), terdapat 10 kriteria nilai berita yang sangat penting dalam menentukan apakah suatu peristiwa layak diliput dan dijadikan berita atau tidak.

1. Penting (Significance)

Kriteria pertama dalam menilai nilai berita adalah pentingnya peristiwa tersebut. Sebuah berita dianggap bernilai jika peristiwa tersebut memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat atau lingkungan sekitarnya. 

Pertanyaannya adalah, apakah peristiwa ini memengaruhi banyak orang atau memiliki dampak yang besar? Berita yang penting akan lebih menarik perhatian pembaca karena relevansinya dengan kehidupan sehari-hari.

2. Aktualitas (Timeliness)

Kriteria kedua adalah aktualitas. Berita harus disajikan dalam waktu yang tepat, sesuai dengan waktu terjadinya peristiwa. Informasi yang sudah ketinggalan waktu mungkin kehilangan nilai beritanya. 

Hal ini karena masyarakat cenderung lebih tertarik pada berita yang terjadi baru-baru ini dan masih hangat diperbincangkan.

3. Pengaruh (Magnitude)

Pengaruh atau besarnya dampak peristiwa merupakan faktor penting dalam menilai berita. Makin besar dampaknya, makin besar pula nilai berita tersebut. 

Dalam banyak kasus, berita dengan dampak besar akan menciptakan perubahan signifikan bagi masyarakat atau lingkungannya.

4. Kedekatan (Proximity)

Kedekatan geografis atau emosional juga memengaruhi nilai berita. Peristiwa yang terjadi di dekat pembaca atau yang memiliki hubungan emosional dengan pembaca cenderung lebih menarik. Ini terjadi karena pembaca akan merasa lebih terhubung dengan peristiwa tersebut.

5. Dampak atau Akibat (Impact)

Selain besarnya dampak, juga penting untuk mempertimbangkan akibat dari peristiwa tersebut. Apakah peristiwa ini akan memiliki konsekuensi jangka panjang atau dampak yang berkelanjutan? 

Berita yang melaporkan tentang akibat jangka panjang biasanya lebih menarik karena memungkinkan pembaca untuk memahami implikasi dari peristiwa tersebut.

6. Ketokohan (Prominence)

Ketokohan seseorang atau lembaga juga dapat menjadi kriteria dalam menilai berita. Peristiwa yang melibatkan tokoh-tokoh terkenal atau lembaga berpengaruh cenderung lebih menarik perhatian pembaca. Kehadiran tokoh terkenal sering kali memberikan dimensi lain pada sebuah berita.

7. Konflik (Conflict)

Konflik adalah elemen penting dalam banyak berita. Konflik antara individu, kelompok, atau pihak-pihak tertentu dapat menciptakan ketegangan dan ketertarikan. Pembaca sering kali tertarik untuk mengetahui bagaimana konflik tersebut berkembang dan diselesaikan.

8. Ketertarikan Manusia (Human Interest)

Kriteria ini mengacu pada unsur kemanusiaan dalam berita. Berita yang melibatkan cerita-cerita emosional, perjuangan, atau pencapaian manusia sering kali menarik perhatian pembaca. Hal ini karena kita secara alami tertarik pada kisah-kisah yang menggugah perasaan kita.

9. Keluarbiasaan (Unusualness)

Peristiwa yang tidak biasa atau luar biasa cenderung menarik perhatian. Hal-hal yang tidak sering terjadi atau tidak umum dapat membuat berita menjadi lebih menarik. Pembaca sering kali ingin tahu lebih banyak tentang apa yang tidak biasa atau dianggap aneh.

10. Kekinian (Currency)

Kekinian mengacu pada relevansi peristiwa dengan situasi dan konteks saat ini. Berita yang mengikuti tren terkini atau mengatasi isu-isu yang sedang hangat dibicarakan akan lebih menarik bagi pembaca yang ingin tetap terinformasi tentang dunia sekitarnya.

***

Dalam dunia jurnalisme, memahami dan menerapkan kriteria-kriteria nilai berita ini sangat penting agar berita yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat dan mempertahankan integritas jurnalisme yang berkualitas. 

Kriteria ini membantu jurnalis dalam memilih, menyusun, dan menyajikan berita yang relevan dan berharga bagi pembaca.

Setelah Mengetahui Perbedaannya, Lalu Apa?

Setelah kita memahami perbedaan antara informasi dan berita, kita dapat lebih jelas melihat kegunaan keduanya dalam berbagai aspek kehidupan kita:

1. Membangun Pemahaman

Informasi berperan penting dalam membangun pemahaman kita tentang dunia. Informasi dapat berasal dari berbagai sumber, seperti buku, ilmu pengetahuan, dan pengalaman pribadi. 

Ketika kita mengumpulkan informasi yang akurat dan relevan, kita dapat memperluas pengetahuan kita tentang berbagai topik.

2. Menyediakan Konteks

Berita, di sisi lain, menyediakan informasi aktual tentang peristiwa dan topik terkini. Berita membantu kita memahami apa yang terjadi di dunia saat ini, baik di tingkat lokal maupun global. 

Hal ini memungkinkan kita untuk tetap terinformasi tentang peristiwa-peristiwa yang dapat memengaruhi kita secara langsung atau tidak langsung.

3. Mengambil Keputusan

Informasi dan berita memiliki peran penting dalam membantu kita membuat keputusan yang lebih baik. Informasi yang akurat dan berita yang tepercaya dapat menjadi dasar bagi keputusan pribadi, seperti pemilihan produk atau layanan, investasi, atau keputusan politik.

4. Meningkatkan Kesadaran Sosial

Berita juga memiliki potensi untuk meningkatkan kesadaran sosial. Berita yang melaporkan tentang isu-isu sosial atau masalah-masalah kemanusiaan dapat memotivasi orang untuk bertindak atau mendukung perubahan positif dalam masyarakat.

5. Mendukung Proses Pendidikan

Baik informasi maupun berita memiliki peran dalam pendidikan. Informasi menjadi dasar bagi pembelajaran, sedangkan berita bisa digunakan sebagai sumber studi kasus yang relevan dan menarik bagi siswa dalam proses pembelajaran.

***

Baik informasi maupun berita memiliki peran yang penting dalam membentuk pemahaman, kesadaran, dan keputusan kita dalam kehidupan sehari-hari. 

Penting bagi kita sebagai konsumen informasi dan berita untuk mengembangkan kemampuan kritis dalam memilah, mengidentifikasi sumber yang dapat dipercaya, dan menjadikan informasi ini sebagai alat untuk meningkatkan pengetahuan dan partisipasi dalam masyarakat.

Jangan Terjebak Pada Informasi, Apalagi yang Palsu

Jangan terjebak hanya dalam informasi saja, apalagi informasi palsu. Kita hidup di era di mana akses terhadap informasi menjadi lebih mudah dari sebelumnya.

Internet memberikan akses takterbatas ke berbagai sumber informasi, mulai dari berita resmi hingga konten yang dibagikan oleh individu. 

Namun, dengan kemudahan ini juga datang risiko yang serius. Informasi palsu atau biasa disebut sebagai hoaks dapat menyebar dengan cepat dan dengan mudah menyesatkan banyak orang, layaknya sebuah virus.

Terjebak dalam informasi palsu bisa berdampak besar. Tidak hanya mengacaukan pemahaman kita tentang dunia, tetapi juga dapat memengaruhi pengambilan keputusan kita dalam kehidupan sehari-hari. 

Banyak kasus di mana orang mengambil tindakan berdasarkan informasi palsu dan merasakan konsekuensinya yang merugikan. 

Dalam konteks ini, literasi digital menjadi sangat penting. Kita perlu memiliki keterampilan untuk memeriksa kebenaran informasi, mengidentifikasi sumber yang dapat dipercaya, dan memahami konteks di balik berita atau informasi yang kita temui.

Selain itu, penting juga untuk menghindari menjadi konsumen informasi pasif. Kita harus aktif dalam mencari berbagai sudut pandang, menggali lebih dalam, dan selalu meragukan informasi yang terlalu menggoda. 

Belajar untuk memilah informasi yang benar dari yang salah adalah sebuah keterampilan yang berharga dalam dunia modern ini. 

Dengan demikian, kita dapat menjaga integritas informasi yang kita terima dan juga berkontribusi pada masyarakat yang lebih cerdas dan berpengetahuan.

Kesimpulan

Pertama, penting untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum kita mempercayainya atau menyebarkannya, terutama dalam era di mana informasi palsu bisa menyebar begitu cepat. Kita harus mengembangkan literasi digital yang baik dan aktif dalam memilah informasi yang benar dari yang salah.

Selanjutnya, kita dapat meningkatkan kemampuan kritis kita dalam mengonsumsi berita dan informasi. Jangan terjebak dalam berita yang hanya memenuhi bias kita atau mengonsumsi berita hanya dari satu sumber. 

Mencari berbagai sudut pandang dan informasi yang seimbang adalah cara untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu topik.

Kita juga bisa berperan sebagai pembaca berita yang cerdas dengan mendukung media yang melaksanakan jurnalisme berkualitas dan objektif. 

Memberikan dukungan terhadap berita yang berkualitas akan mendorong pertanggungjawaban media dan menjaga kualitas informasi yang disampaikan kepada masyarakat.

Terakhir, kita dapat memanfaatkan informasi dan berita untuk meningkatkan pemahaman kita, mendukung perubahan positif dalam masyarakat, dan berkontribusi pada perubahan yang lebih baik. 

Dengan menerapkan kriteria nilai berita dan literasi digital yang baik, kita dapat menjadi konsumen informasi yang cerdas dan bertanggung jawab, serta berperan dalam membangun masyarakat yang lebih terinformasi dan sadar.

SELESAI.

Ref:

  • Muslimin, K. (2019). Jurnalistik Dasar: Jurus Jitu Menulis Berita, Feature Biografi, Artikel Populer, dan Editorial. UNISNU PRESS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun