Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Antara Idealisme dan Komersialisme, "Siapa yang Pantas yang Bisa Kuandalkan?"

9 Oktober 2023   18:44 Diperbarui: 9 Oktober 2023   18:50 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi brainstorming menulis. (Pexels/Ketut Subiyanto)

Faktor utamanya adalah untuk membangun portofolio saya sebagai penulis. Bagi penulis pemula seperti saya, portofolio adalah aset berharga yang akan membuka pintu kesempatan di masa depan. Semakin banyak views yang saya dapatkan, semakin terbuka pula kesempatan yang bisa saya dapatkan ke depannya.

Tapi, saat saya mencoba untuk menulis dengan orientasi komersial, saya kadang merasa berkonflik dengan nilai-nilai idealisme saya sebagai penulis. 

Rasanya seperti saya menjual diri saya untuk popularitas dan penghasilan. Dalam perjalanan menulis ini, saya belajar untuk menemukan keseimbangan antara kualitas dan kuantitas. 

Saya menyadari bahwa menjual diri tidak selalu berarti mengorbankan kualitas. Saya bisa menciptakan konten yang informatif, inspiratif, dan menghibur yang juga mampu menarik perhatian banyak pembaca.

Dalam proses menulis, saya juga merasakan dilema lain, yaitu perasaan kurang percaya diri. Dengan pengalaman yang minim dan baru memulai menulis, rasanya untuk bertahan dengan idealisme adalah hal yang sulit. 

Saya seringkali meragukan kualitas tulisan saya dan berpikir, "Apakah ini cukup baik untuk dibaca?" Dalam dunia penulisan online yang kompetitif, rasa percaya diri adalah salah satu kunci kesuksesan. Bagaimana kita bisa meyakinkan pembaca jika kita sendiri tidak yakin dengan tulisan kita bukan?

Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa rasa percaya diri adalah sesuatu yang bisa dibangun dengan latihan dan pengalaman. 

Saya terus belajar dari pengalaman, membaca banyak tulisan dari penulis-penulis berpengalaman, dan menerima umpan balik yang konstruktif.

Kritik dan Saran Dipersilahkan Seluas-luasnya

Kritik dan saran membantu saya bertumbuh. (Pexels/Alena Koval)
Kritik dan saran membantu saya bertumbuh. (Pexels/Alena Koval)

Saya sebenarnya menginginkan banyak kritik dan saran yang membangun di kolom komentar, jadi jika bapak/ibu, mas/mba tidak keberatan dan ada hal yang ingin disampaikan boleh banget berkomentar di bawah.

Saya belajar untuk melihat kritik sebagai peluang untuk berkembang, bukan sebagai hambatan. Saya memahami bahwa setiap penulis, bahkan yang sudah sangat berpengalaman, juga pernah memulai dari titik yang sama seperti saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun