Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Suka dan Duka yang Saya Alami sebagai Anak Guru

3 Oktober 2023   18:51 Diperbarui: 4 Oktober 2023   01:01 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang guru. (Instagram.com/@sketsabuluangsa)

Sebagai seorang anak, kita seringkali diidentifikasi oleh profesi orang tua kita. Kedua orang tua saya adalah guru. Ayah saya adalah guru Biologi di sebuah SMP, sementara ibu saya mengajar Matematika di SMP yang berbeda.Bukan PNS, hanya guru swasta biasa di sekolah yang juga tidak terlalu istimewa.

Saya ingin menekankan bahwa tulisan ini bukanlah untuk mengeluh atau merasa tidak bersyukur atas hidup yang telah saya jalani. Sebaliknya, saya merasa beruntung dan bersyukur memiliki orang tua yang peduli dan berdedikasi untuk membantu membentuk sebuah generasi melalui pendidikan. 

Melalui pengalaman ini, saya hanya ingin membagikan cerita tentang suka dan duka yang mungkin bisa dirasakan oleh banyak anak guru di luar sana, dan mungkin ada yang bisa relate dengan cerita saya.

Melalui artikel ini juga, saya berharap dapat mengungkapkan penghargaan dan rasa hormat saya kepada seluruh guru yang telah berjuang untuk keluraganya. Saya juga ingin mendukung dan menghargai semua anak guru di luar sana yang mungkin merasakan hal serupa. 

Terkadang (namun sering juga), menjadi anak guru tidak mudah, tetapi saya percaya bahwa pengalaman ini membentuk saya menjadi individu yang sekarang, lebih dewasa dan disiplin.

Semoga cerita saya bisa memberikan wawasan tentang apa yang artinya menjadi anak guru. Saya berharap artikel ini juga dapat memberikan inspirasi dan dukungan bagi mereka yang memiliki orang tua guru atau yang menjalani perjalanan serupa.

Sepertinya sayapun mewarisi ilmu-ilmu mengajar dari kedua orang tua saya. (dok. pribadi)
Sepertinya sayapun mewarisi ilmu-ilmu mengajar dari kedua orang tua saya. (dok. pribadi)

1. Stigma Anak Guru itu Harus Pintar

Stigma yang mengharapkan anak-anak guru untuk selalu pintar dalam hal akademis merupakan salah satu stereotip yang kerap kali disalahpahami dalam masyarakat. 

Baca juga: Ketika Kata

Entah dari mana datangnya stigma ini, namun kita semua tahu bahwa bakat dan talenta yang dimiliki setiap orang itu berbeda-beda. Menilai anak-anak guru berdasarkan kemampuan akademis saja adalah pendekatan yang terlalu sempit dan tidak adil. 

Saya adalah salah satu contoh yang dapat menggambarkan bahwa stigma ini tidak selalu berlaku. Saya mungkin tidak terlalu pintar dalam dunia akademis, namun jika digali lagi, ada bakat dan talenta lain yang saya bisa kembangkan, misalnya dalam hal seni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun