Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Stereotip Menyesatkan Akan Pemahaman Tentang Ekstrovert dan Introvert Selama Ini

30 September 2023   09:38 Diperbarui: 30 September 2023   09:52 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stereotip tentang ekstrovert dan introvert. (Freepik/@rawpixel)

Introvert mungkin memilih untuk membaca buku atau mendengarkan musik di kamar mereka, sementara ekstrovert mungkin memilih untuk pergi ke pesta atau berkumpul dengan teman-teman.

Perbedaan ini, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan seseorang, mulai dari cara mereka mengambil keputusan, interaksi sosial, hingga cara mereka merespon suatu masalah.

Oleh karena itu, kita harus memahami dan menghargai perbedaan tersebut tanpa terjebak dalam stereotip yang seringkali menyesatkan. Kesadaran akan keragaman kepribadian ini akan membantu kita dalam berinteraksi dengan orang lain dan memahami diri kita sendiri dengan lebih baik.

Contoh Nyata dari Introvert dan Ekstrovert dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan nyata, keberadaan dari kepribadian introvert dan ekstrovert dapat kita lihat dengan jelas. Mari kita ambil beberapa contoh untuk memahami lebih dalam.

Seorang teman kita mungkin adalah seorang pegawai kantor yang selalu tampak energetik dalam setiap rapat dan senang berinteraksi dengan rekan kerjanya. 

Namun, saat akhir pekan, dia lebih memilih untuk menghabiskan waktunya dengan menulis di Kompasiana, mendengarkan musik sambil merenung, atau mungkin sekadar menikmati ketenangan di taman. Meskipun tampak ekstrovert di lingkungan kerja, dia mungkin memiliki sisi introvert yang kuat yang mencari ketenangan dalam kesendirian.

Atau seorang mahasiswa yang tampak selalu aktif dalam organisasi kampus, sering berbicara di forum-forum, namun ketika pulang ke kosannya, dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyendiri, merenung, atau bahkan hanya tidur. Ini adalah cara bagi dirinya untuk "mengisi ulang" energinya yang terkuras dari aktivitas ekstrovert yang ia lakukan.

Sebaliknya, mungkin kita kenal seseorang yang tampak pendiam di kantor atau di kelas, namun sangat aktif di media sosial atau dalam grup diskusi online. Orang tersebut mungkin merasa bahwa interaksi sosial digital memberinya energi tanpa merasa terkuras seperti saat berhadapan langsung.

Tidak ada satu tipe kepribadian yang lebih baik daripada yang lain. Setiap orang memiliki caranya sendiri dalam mengisi ulang energinya, dan yang terpenting adalah mengenali dan menghormati kebutuhan tersebut. 

Mengenali apakah kita lebih cenderung introvert atau ekstrovert dapat membantu kita mengatur kehidupan sehari-hari, menentukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan kita, dan tentu saja, membantu kita dalam memahami diri sendiri dengan lebih baik.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa kepribadian seseorang bukanlah sesuatu yang kaku atau tetap. Seperti sungai yang mengalir, kepribadian kita dapat berubah dan berkembang seiring dengan berbagai pengalaman dan fase dalam kehidupan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun