Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Infografik: Tantangan dan Solusi Reformasi KPK ala Ganjar Pranowo

27 September 2023   21:53 Diperbarui: 27 September 2023   21:53 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan dan Solusi Reformasi KPK ala Ganjar Pranowo

Infografik Ganjar Pranowo soal tantangan dan solusi reformasi KPK (ilustrasi oleh Benedictus Adithia)
Infografik Ganjar Pranowo soal tantangan dan solusi reformasi KPK (ilustrasi oleh Benedictus Adithia)

Dalam acara '3 Bacapres Bicara Gagasan' yang disiarkan di kanal YouTube Najwa Shihab melalui Narasi pada 19 September 2023 dan dilaksanakan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Ganjar Pranowo, salah satu pembicara dalam acara tersebut, mengungkapkan sejumlah tantangan dan solusi seputar reformasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tantangan Reformasi KPK

1. Kebiasaan Korupsi

Kebiasaan korup, kerja nyogok, mau dapet project nyogok dan kemudian ketemu seseorang ketangkep OTT KPK, siapa? itu aktor.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah budaya korupsi yang sudah mengakar di masyarakat. Praktik-praktik seperti memberi suap demi mendapatkan proyek atau ketika bertemu dengan seseorang yang kemudian terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK menjadi indikator dari kebiasaan korup tersebut.

2. Kebijakan Korupsi

Kebijakan korup, karena regulasi menguntungkan sebagian dan kemudian dijadikan seolah-olah untuk kepentingan bersama, tapi yang bermain itu beberapa orang saja.

Kebijakan yang tercipta terkadang menguntungkan sebagian pihak saja. Meskipun dibalut dengan klaim untuk kepentingan bersama, namun pada kenyataannya hanya beberapa orang yang benar-benar memanfaatkannya.

3. Sistem atau Aturan yang Korup

Sistem/aturan yang korup (kelembagaan). Jangan-jangan memang aturannya kurang bagus.

Terdapat kekhawatiran bahwa aturan yang ada saat ini memang dirancang dengan kurang tepat sehingga memudahkan terjadinya korupsi.

4. Normalisasi Korupsi

Normalisasi, atau praktiknya yang seringkali dianggap budaya atau kebiasaan.

Praktik korupsi yang seringkali dianggap sebagai bagian dari budaya atau kebiasaan oleh sebagian masyarakat menjadi salah satu hambatan dalam upaya pemberantasan korupsi.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan

1. Penguatan Kejaksaan, KPK, dan Kepolisian

Salah satu langkah penting dalam reformasi KPK adalah penguatan kapasitas dan kredibilitas dari institusi penegak hukum seperti kejaksaan, KPK, dan kepolisian.

2. Memberikan Saluran bagi Rakyat

Masyarakat harus diberi kesempatan lebih untuk terlibat dalam upaya penanggulangan korupsi. Dengan partisipasi aktif dari rakyat, akan lebih mudah mengidentifikasi dan melawan korupsi.

3. Tinjau Kebijakan, Sistem, dan Aturan yang Korup

Penting untuk melakukan review atau peninjauan ulang terhadap berbagai kebijakan, sistem, dan aturan yang ada untuk memastikan bahwa mereka bebas dari potensi korupsi.

Melalui pemaparan Ganjar Pranowo tersebut, kita diingatkan kembali betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. 

Namun, dengan solusi yang tepat dan komitmen yang kuat dari semua pihak, optimisme untuk Indonesia yang lebih bersih dari korupsi tetap ada.

SELESAI.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun