Rasanya rindu sekali ketika melihat foto-foto itu . Rindu bisa melatih adik-adik, rindu bisa tertawa dan sedih bersama, rindu juga bisa belajar dari adik-adik.
Kini, yang tersisa hanya kenangan dan rasa bangga bisa berkontribusi bela negara lewat hal-hal kecil tersebut. Apalagi ketika melihat Bendera Merah Putih bisa dikibarkan oleh adik-adik yang saya latih.
Setiap kali melihat adik yang saya latih berhasil mengibarkan Bendera Merah Putih, setiap kali itu juga rasanya ingin meneteskan air mata.
Lucunya, setiap kali selesai pengibaran saya selalu pergi ke toilet untuk membasuh wajah. Ya, kalo ditanya saya jawab "Saya ngantuk habis cuci muka".
Saya selalu mengajarkan mereka semua untuk menjadi sebuah keluarga, walaupun tidak ada ikatan darah sama sekali. Tapi, dari situlah mereka punya rasa memiliki satu sama lain.
Mereka tidak berjalan sendiri, mereka tidak berjuang sendiri, mereka tidak sedih atau senang sendiri. Mereka ada untuk satu sama lain.
Menghibur yang jiwanya bersedih, mengobati yang hatinya terluka, menopang satu sama lain. Itulah keluarga baruku.
SELESAI.
Shoutout to:
- Lantip Abilawa
- Musa Carlos
- Matthias Nursalim, dan
- Paskibra SMA Katolik Sang Timur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H