Melihat peningkatan angka dari setiap periodenya, bisa jadi kebun sawit ke depannya adalah penyumbang deforestasi terbesar.
Data/Fakta Ketiga
Dalam jurnal yang berjudul "DAMPAK INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAPÂ LINGKUNGAN GLOBAL" oleh Yeeri Badrun dan Mubarak, Universitas Riau berkesimpulan,
"Penggundulan hutan demi kebun kelapa sawit akan memicu perubahan iklim global dan pada akhirnya mengakibatkan kerusakan lingkungan secara global. Hilangnya keaneka ragaman hayati akan memicu kerentanan kondisi alam berupa menurunnya kualitas lahan disertai erosi, hama dan penyakit."
Data/Fakta Keempat
Meskipun pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan tentang Indonesia merupakan penghasil carbon credit terbesar di dunia itu benar. Namun, hal tersebut tidak kontekstual dengan isu perkebunan kelapa sawit. Mengapa?
Dalam artikel yang tayang di Kompas.com berjudul "Mengenal Fitoplankton, Produsen Oksigen Terbesar di Bumi"yang juga mengutip Kementerian LHK lewatunggahan Instagramnya menyebutkan,
Fitoplankton mampu menghasilkan sekitar 50-85 persen oksigen di Bumi per tahun, sedangkan tumbuhan (pohon) hanya menghasilkan sekitar 20 persen saja.
Hal lain diperkuat dari kajian LIPI berjudul "FITOPLANKTON DAN SIKLUS KARBON GLOBAL" oleh Mochamad Ramdhan Firdaus dan Lady Ayu Sri Wijayanti bahwa,
Selama fotosintesis, fitoplankton aktif menyerap karbondioksida dari kolom air. Karbondioksida tersebut diubah menjadi senyawa karbohidrat (C6H12O6) melalui suatu reaksi kimia siklik yang dikenal dengan nama Siklus Calvin (Falkowski & Raven, 2007).
Itu artinya carbon credit terbesar bukanlah pada pohon atau jenis tumbuhan lainnya termasuk kelapa sawit. Namun, melalui makhluk hidup yang bernama fitoplankton yang berada di lautan.