Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Apakah FOMO Meningkatkan Kesadaran Gen Z di Pemilu 2024?

9 Agustus 2023   18:30 Diperbarui: 10 Agustus 2023   07:41 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumlah pemilih Gen Z pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 46.800.161 jiwa, sedangkan jumlah pemilih milenial diperkirakan mencapai 66.822.389 jiwa.

Pemilu 2024 akan menjadi pemilu yang sangat penting bagi generasi muda Indonesia. Generasi muda Indonesia memiliki potensi untuk menjadi kekuatan politik yang besar di Indonesia. 

Gen Z memiliki jumlah yang besar, mereka memiliki akses yang besar ke teknologi, dan mereka memiliki ketertarikan yang besar terhadap isu-isu lingkungan, sosial, dan politik.

Pemilu 2024 adalah kesempatan bagi generasi muda Indonesia untuk menyuarakan suara yang kami perjuangkan dan untuk memilih pemimpin yang akan mewakili kepentingan kami. 

Generasi muda Indonesia harus berpartisipasi dalam pemilu 2024 dan menggunakan hak pilih kami untuk memilih pemimpin yang akan memajukan Indonesia.

Namun, tidak semudah itu menarik hati pemilih muda Indonesia.

Politik Tak Menarik bagi Gen Z dan Milenial?

Ada beberapa alasan mengapa pesta demokrasi tidak lagi menarik bagi generasi seangkatan saya.

1. Kami tidak percaya bahwa suara kami akan didengar. 

Dari pengalaman sebelumnya, Gen Z tumbuh di dunia yang semakin terpolarisasi yang menciptakan segala persaingan dan perdebatan. Namun, setelah semua ketegangan tercipta, yang di atas dengan mudahnya mengubah haluan dari konsistensi politknya. 

Hal ini juga yang memberi pelajaran kepada Gen Z bahwa politik itu dinamis. Jadi, daripada kami terlalu serius dan bersemangat membuang-buang tenaga, lebih baik nikmati saja alurnya. Toh, bukannya ujung-ujungnya juga bersatu di kabinet yang sama? 

2. Kami tidak yakin apa yang kami perjuangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun