Selain itu, stigma negatif tentang kesehatan mental juga harus dihilangkan, jadi para mahasiswa ga takut atau malu untuk mencari bantuan jika memang diperlukan.
2. Layanan Konseling
Kedua, kampus bisa menyediakan layanan konseling atau psikologis bagi mahasiswa. Kadang-kadang, kita butuh tempat curhat dan mencurahkan perasaan tanpa takut di-judge, dan di sinilah letak peran psikolog atau konselor.Â
Mereka bisa memberikan dukungan emosional dan membantu kita menemukan cara mengatasi masalah yang kita hadapi.
3. Sistem Perkuliahan
Selain itu, kampus juga bisa berperan dalam mengatur jadwal dan tugas kuliah yang lebih manusiawi. Jangan sampai tugas dan ujian bertumpuk-tumpuk dalam waktu yang bersamaan. Itu bisa bikin stres dan kelelahan meningkat.Â
Jadi, kampus bisa lebih memperhatikan jadwal perkuliahan agar tidak terlalu memberatkan mahasiswanya.
4. Fasilitas Penunjang
Terus, penting juga nih buat kampus menyediakan tempat dan sarana untuk beristirahat atau bersantai. Misalnya, ruang baca atau taman di kampus yang bisa dijadikan tempat untuk refreshing dan melepaskan penat setelah beraktivitas.Â
Semacam tempat untuk "me time" gitu, kan lumayan bikin pikiran lebih fresh.
Konklusi
Sebenarnya masih banyak cara-cara lain yang bisa dilakukan baik oleh kampus ataupun diri kalian sendiri. Inti dari tulisan hari ini adalah pentingnya peran kampus dalam menjaga kesehatan mental para mahasiswanya.Â
Kampus bukan cuma tempat kita belajar ilmu pengetahuan, tapi juga tempat untuk mengasah kemampuan kita menghadapi hidup.Â
Jadi, yuk kita dukung bersama-sama adanya edukasi tentang kesehatan mental, layanan konseling, pengaturan jadwal yang baik, dan sarana untuk refreshing di kampus kita masing-masing.Â
Dengan begitu, kita bisa bersama-sama mencegah burnout dan menciptakan lingkungan kampus yang lebih sehat dan supportive.Â