Disclaimer: artikel ini dibuat sebagai anti-thesis dari hegemoni ultranasionalis yang berkembang di negeri ini. Mohon pahami konteks artikel secara substantif.
"Dasar tak nasionalis!", begitu kata mereka kepada WNI yang berpindah kewarganegaraan.
Ya, ucapan lainnya mungkin tak sefrontal kata-kata di atas. Namun, maknanya tetap sama.
Banyak dari kita yang menganggap bahwa keberpindahan WNI yang sedang tren terjadi saat ini sebagai perwujudan sikap yang tak nasionalis.
Jujur, saya agak risih dengan kelakar-kelakar menghujat seperti itu. Pasalnya tak semua dari kita tahu mengapa dan bagaimana mereka bisa berpikir untuk pindah kewarganegaraan.
Pertanyaan selanjutnya, apakah mereka salah untuk berpindah kewarganegaraan? Ataukah selama ini kita yang lupa untuk sadar diri, bahwa masih banyak kekurangan.
Siapa diri kita menganggap bahwa kita lebih nasionalis dibanding orang lain? Hal yang perlu dilakukan bukanlah berkutat pada fenomena dan menyalahkan subjek.
Namun, harus ada langkah pembenahan dari kita untuk permasalahan ini. Kenapa saya sebut "kita"?
Bukan hanya pemerintah, tapi juga kita sebagai rakyat yang mampu memberikan rasa memiliki satu sama lain.
Latar Belakang