Biasanya, bocah kalau ditanya cita-citanya : mau jadi apa kamu besar nanti nak? Jawabnya adalah : dokter, pilot, polisi, guru, tentara.. mungkin untuk fans beratnya Ronaldo atau Messi mereka akan jawab ingin jadi pemain Bola. Yang lebih kekinian dan milenial : jadi youtuber.
Kalau Fizi dalam serial Upin-ipin lain lagi, ternyata dia ingin jadi Tukang Bersih-bersih alias Tukang Sampah. Cikgu dan teman-temannya sedikit heran dan bertanya, Hah, apa itu Fizi? Fizi bilang : Saya nak jadi tukang bersih-bersih. Karena kalau lingkungan bersih, takda sampah, maka takda penyakit. Semua jadi sehat, semua senang. Benar, sangat tepat.
Tapi tidak pernah terdengar atau sangat jarang (mungkin saya saja yang terlewatkan) terdengar jawaban dari bocah-bocah itu : saya ingin jadi Petani. Tidak dan saya paham karena mungkin tidak ada bayangan sama sekali tentang pekerjaan jadi petani. Bahkan anak-anak di desa dan kampung yang tanpa sengaja telah menjadi petani kecil karena mengikuti kegiatan orangtuanya pun mungkin juga tidak membayangkan bercita-cita jadi petani.
Gambaran tentang cita-cita para bocah ini biasanya didapat dari profil pekerjaan dan tampilan orang-orang yang dicita-citakan itu. Biasanya tampilan mereka gagah dan keren dalam kostumnya masing-masing.
Lihat saja dokter yang biasa ditampilkan bersih rapi dengan jas putih, selalu siap menolong membantu orang sakit. Atau pilot yang keren dengan baju atau jas, topi, emblem-emblem di dada sedang duduk di kokpit pesawat yang banyak instrumennya. Pak polisi tampil dengan seragam yang gagah menangkap penjahat atau pak tentara dengan seragam loreng menenteng senjata berperang mengusir musuh.
Atau menjadi seperti Ronaldo dan Messi terkenal karena jago bermain bola dan (kebetulan) ganteng. Dan yang kekinian adalah para youtuber yang menjadi terkenal dengan jutaan pengikutnya.
Menjadi gagah, keren dan terkenal adalah impian bocah. Contoh profesi tadi menjanjikan itu.
Petani, (maaf, biasanya petani Indonesia) ditampilkan dengan baju lusuh mungkin agak sedikit sobek-sobek, pakai caping, celana pendek, pakai sandal jepit atau malah tidak pakai, memanggul cangkul atau sedang naik sepeda dengan memuat hasil panen. Dimana kerennya?
Jadi wajar saja, bocah mana yang mau bercita-cita jadi petani kalau tampilannya saja begitu? Orang tuanya saja mungkin ogah. Gambarannya saja susah, apalagi terkenal? Saya kira pantaslah bertanya siapa yang mau jadi Petani?Â
Orang bilang : Dont judge book by the cover. Betul. Tapi ini bukan tentang 'book'nya tapi tentang 'interest', maka cover atau kemasan turut menentukan.Â
Jadi, siapa mau jadi petani?
Tulisan ini saya muat juga di blog saya : benwaspada.com/blog
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H