Mohon tunggu...
Eugene Purimahua
Eugene Purimahua Mohon Tunggu... Freelancer - Stage Designer, Visual Jockey

Sebagai individu kreatif dengan minat mendalam dalam event production, saya terpesona oleh kemampuan transformasi ruang dan pengaruhnya terhadap emosi pengunjung. Saya tidak memiliki kecenderungan bermain game, namun saya menemukan kepuasan luar biasa dalam menciptakan pengalaman visual memukau dan mentransformasi ruang menjadi arena penuh energi untuk berbagai acara. Meskipun tidak memiliki latar belakang formal, saya aktif terlibat dalam berbagai event, berkontribusi dalam berbagai aspek, mulai dari desain konsep, pembuatan visual, hingga pengaturan teknis. Keahlian saya dalam stage design dan visual jockeying memungkinkan saya untuk menerjemahkan visi kreatif menjadi realitas visual yang memukau dan memanipulasi elemen visual secara real-time untuk menciptakan suasana dinamis dan menarik. Dengan semangat tinggi, dedikasi, dan kemampuan komunikasi yang baik, saya yakin dapat menjadi aset berharga bagi tim Anda dalam menciptakan acara yang luar biasa dan berkesan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi Kaum Minoritas dalam Lingkungan Mayoritas

22 November 2024   20:40 Diperbarui: 22 November 2024   20:57 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pondok pesantren juga mengajarkan nilai santun dalam berinteraksi dengan sesama. 

Sebagaimana hadis Rasulullah SAW yang mengatakan, "Tidak ada seorang pun yang beriman sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari).

Ini adalah prinsip dasar dalam menjalani kehidupan sosial yang penuh dengan toleransi dan kasih sayang. Di pesantren, saya belajar untuk mengutamakan nilai-nilai ini dalam setiap aspek kehidupan, baik itu dalam berinteraksi dengan teman seagama maupun dengan mereka yang memiliki keyakinan berbeda.

Pengalaman hidup di pondok pesantren bersama teman-teman yang memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda memberi saya pelajaran berharga tentang arti toleransi. Dari pengalaman makan bersama, tidur bersama, hingga berbagi cerita kehidupan, saya belajar bahwa perbedaan agama bukanlah alasan untuk memisahkan diri. Sebaliknya, perbedaan ini justru memperkaya hubungan kita dan memberi banyak pelajaran tentang saling menghormati. Pondok pesantren mengajarkan saya bahwa dalam keberagaman, kita bisa menemukan kekuatan untuk hidup berdampingan, saling mendukung, dan membangun kedamaian. Toleransi yang saya temui di pesantren adalah dasar bagi kehidupan yang penuh kasih sayang, yang mengutamakan pengertian dan rasa hormat antar sesama. Di situlah saya menemukan kedamaian dalam keberagaman yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun