"Tidak ada yang lebih indah dari hidup bersama dalam keberagaman." Mahatma Gandhi
Pendidikan di pondok pesantren bukan hanya soal ilmu agama, tetapi juga tentang bagaimana membentuk karakter dan jiwa toleran terhadap sesama. Sebagai lembaga pendidikan yang sangat menghargai prinsip-prinsip agama dan kearifan lokal, pondok pesantren memberikan ruang yang sangat baik untuk mendalami ajaran Islam sekaligus menghargai keberagaman yang ada di sekitar kita. Saya merasa sangat beruntung bisa tinggal di pesantren dan mengalami hidup berdampingan dengan teman-teman yang memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda. Pengalaman hidup bersama yang penuh interaksi, pembelajaran, dan pengertian, memberikan saya banyak pelajaran tentang arti toleransi yang sesungguhnya. Di pesantren, saya belajar bahwa perbedaan tidak harus menjadi penghalang, tetapi justru bisa menjadi jembatan untuk mempererat tali persaudaraan.
Bagi saya, tinggal di pondok pesantren bersama teman-teman dari latar belakang agama yang berbeda memberi perspektif yang sangat luas tentang arti toleransi. Toleransi bukan hanya sekadar sikap menghormati perbedaan, tetapi juga kemampuan untuk bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari meskipun kita memiliki keyakinan yang berbeda. Pengalaman saya tinggal di pesantren dengan teman-teman dari agama yang berbeda ini mengajarkan bahwa perbedaan agama bukanlah masalah yang harus dipermasalahkan. Sebaliknya, perbedaan tersebut justru memperkaya pengalaman hidup kita.
Meskipun mayoritas teman-teman saya beragama Islam, saya berkesempatan tinggal berdampingan dengan mereka yang memeluk agama lain, seperti Kristen, Hindu, atau Buddha. Kami tidur di kamar yang sama, makan di meja yang sama, dan berbagi pengalaman hidup satu sama lain. Setiap hari, kami diajarkan untuk saling menghormati dan menjaga hubungan yang baik antar sesama. Tidak ada perbedaan yang membuat kami terpisah. Saya belajar bahwa hidup berdampingan dengan orang yang berbeda agama dapat mempererat hubungan sosial dan saling pengertian, asalkan kita saling membuka hati dan pikiran.
Salah satu kenangan yang paling saya ingat adalah ketika saya dan teman-teman saya, yang berasal dari latar belakang agama yang berbeda, berkumpul untuk berbuka puasa bersama di bulan Ramadan. Meskipun saya bukan seorang Muslim, teman-teman saya dengan tulus mengundang saya untuk bergabung. Mereka tidak hanya berbagi makanan, tetapi juga berbagi cerita tentang makna puasa bagi mereka. Momen itu mengajarkan saya bahwa keberagaman bukanlah halangan untuk berhubungan dengan baik. Bahkan, kami semakin dekat setelah momen tersebut, dan saya merasa diterima di lingkungan yang penuh dengan rasa hormat.
Di lain kesempatan, saya juga tidur di kamar yang sama dengan teman-teman yang menganut agama lain. Kami tetap menjaga saling menghormati satu sama lain, bahkan ketika salah seorang dari kami sedang menjalankan ibadah tertentu. Tidak ada perasaan canggung atau menganggap bahwa perbedaan itu harus menjadi masalah. Malah, kami saling membantu dan mendukung, terlepas dari agama yang kami anut. Pengalaman itu menunjukkan bahwa perbedaan dalam agama bukanlah sesuatu yang perlu dipertentangkan, tetapi justru bisa menjadi kesempatan untuk lebih memahami dan menghargai orang lain.
Pondok pesantren adalah tempat yang memberikan kesempatan bagi saya untuk hidup berdampingan dengan orang-orang dari berbagai latar belakang agama dan budaya. Setiap harinya, saya merasakan kehidupan yang penuh dengan keragaman. Setiap pagi, suara adzan memanggil teman-teman Muslim untuk shalat, sementara teman-teman dari agama lain juga menjalani ritual keagamaan mereka dengan penuh khusyuk. Kami saling mendukung dan menghargai satu sama lain, meskipun kami memiliki cara beribadah yang berbeda. Kegiatan belajar mengajar di pesantren, yang pada dasarnya mengajarkan nilai-nilai agama, juga membuka ruang bagi kami untuk berdiskusi dan berbagi pandangan tentang agama dan kehidupan. Tidak ada rasa canggung atau jarak antara kami, karena pondok pesantren mengajarkan nilai-nilai kasih sayang, pengertian, dan toleransi yang mendalam.
Saat makan bersama di ruang makan pesantren, saya melihat bagaimana meja yang penuh dengan siswa dari berbagai agama menjadi tempat yang penuh dengan kehangatan dan persahabatan. Tidak ada perasaan terasing meskipun kami memiliki perbedaan keyakinan. Semua saling berbicara, tertawa, dan berbagi cerita tanpa memandang agama. Keberagaman di pesantren bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan, tetapi justru merupakan kesempatan untuk belajar dari satu sama lain dan memperkaya diri. Setiap perbedaan yang ada membawa pelajaran baru tentang cara hidup, cara berpikir, dan cara menghargai orang lain. Bagi saya, keberagaman ini adalah anugerah yang memperkaya hidup saya.
Dalam ajaran Islam, konsep ukhuwah atau persaudaraan menjadi fondasi penting dalam membangun kehidupan bersama yang harmonis. Ajaran ini mengajarkan kita untuk menjaga hubungan baik dengan sesama umat manusia, tanpa memandang latar belakang agama. Di pesantren, kami diajarkan untuk hidup dalam semangat ukhuwah dan toleransi, memahami bahwa setiap orang adalah ciptaan Tuhan yang harus dihormati.Â
Seperti yang tertulis dalam Al-Qur'an, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara" (Al-Hujurat: 10). Prinsip ini mengajarkan bahwa meskipun kita berbeda, kita tetap saudara dalam kemanusiaan.