Prinsip W3C memainkan peranan yang begitu penting dalam penulisan web dan digital. Tulisanmu akan semakin bijak dan menarik, serta menghemat waktu pembaca dalam memindai tulisan.
Menulis digital telah menjadi bagian dan rutinitas kita sehari-hari. Terlebih dengan perkembangan teknologi yang membuat kita makin akrab dengan websites dan internet.
Tak jarang kita tenggelam dalam asiknya dunia digital. Namun perlu kita sadari bahwa banyak hal yang perlu diperhatikan terkait dunia digital, termasuk penulisan web yang baik dan benar.
Cara kita menyampaikan dan mengatur informasi, sama pentingnya dengan informasi yang kita sampaikan.
Literasi informasi menjadi salah satu diskursus dalam penulisan web. Begitu banyak platform penulisan, membuat pemilahan informasi semakin sulit. Literasi Informasi hadir untuk mengevaluasi serta merevisi informasi agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan baik oleh penulis maupun pembaca.Â
Terdapat berbagai skenario yang dapat kamu pertimbangkan ketika memulai menulis di web, seperti dapat diakses publik, menjadi arsip orang lain, hingga memikirkan menulis multimedia yang disertai dengan foto, video, dan animasi. Untuk memahami penulisan web lebih lanjut, yuk simak panduan gaya penulisan web ala W3C yang banyak digunakan!
Panduan W3C untuk Gaya Menulis
W3C merupakan singkatan dari Word Wide Web Consortium. Fitur utama web seperti URL, HTTP, dan HTML banyak dikembangkan dan diatur oleh badan ini. Gaya penulisan yang kamu pilih bergantung pada tujuan, sifat konten, dan motivasi target dalam membaca dan menanggapi. Menurut Blakesley dan Hoogeveen (2011, h.366), terdapat beberapa rekomendasi dari gaya W3C dalam menulis di web, seperti:Â
- Judul dan deskripsi tautan yang diberikan harus jelas, informatif, dan akurat, sehingga pembaca dapat menghemat waktu ketika memindai tulisan dan paham tujuan dan arah penulisan.Â
- Menyebutkan topik kalimat atau paragraf di awal agar pembaca dapat memahami dan menentukan apakah potongan informasi tersebut menarik, walaupun hanya dibaca sepintas. Pembaca juga dapat menemukan konten yang diinginkan dengan lebih cepat.
- Setiap paragraf dibatasi dengan satu gagasan utama agar informasi disampaikan dengan lugas dan tidak berbelit-belit.
- Hindari penggunaan bahasa gaul, jargon, dan kata yang tidak universal demi pemahaman pembaca.
- Menggunakan kata-kata yang biasa digunakan dan dapat dipahami oleh masyarakat luas.
- Gunakan kata kerja aktif daripada kata kerja pasif.
- Hindari struktur kalimat yang kompleks.
Untuk memperdalam pengetahuanmu tentang W3C, terdapat pula beberapa prinsip aksesibilitas W3C, yaitu:
Menyertakan konten audio dan visual yang seimbang.
Memanfaatkan penggunaan bahasa sehari-hari.
Dokumen harus jelas dan sederhana.
Membuat tabel yang menarik.
Pastikan pengguna dapat mengontrol perubahan konten sesuai waktu.
Mencantumkan sumber pada tulisan, gambar, video yang diambil dari orang lain.
Pencantuman sumber dalam penulisan web merupakan suatu hal yang penting. Kamu dapat menerapkan creative commons license sebagai izin untuk menggunakan hasil karya orang lain. Hal ini berkaitan dengan kredibilitas hingga perlindungan akan orisinalitas dan plagiarisme. Terdapat undang-undang hak cipta yang melindungi hasil ide dan karya orang lain.
Banyak hal yang telah dibahas di atas. Semoga tulisan ini dapat memperkaya pengetahuanmu dan semakin bijak dalam menulis web. Tidak lupa untuk memperhatikan aksesibilitas, plagiarisme, hingga pedoman W3C agar tulisanmu makin menarik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H