Yang ada hanya pembelaan demi pembelaan berbungkus alasan ini-itu tidak jelas dan serba ngeles. Mau ngeles bagaimana lagi? Lha Gayus Tambunan oleh pemerintah akibat keluyurannya dengan dua Kompasianer wanita sudah digeser ke gunung Sindur. Dua foto yang beredar secara gamblang dengan penampakan wajah jelas, dianggap masih mungkin..... mungkin mirip... (mungkin juga yang mikir sudah tidak waras...) mungkin lhooooo!.
Kalau sudah begini, saya tidak merasa nyaman lagi berada di Kompasiana, yang dipimpin oleh Kang Pepih. Perbedaan prinsip sudah jelas menganga. Aku begini... engkau begitu... ya pisah saja.
Berhenti menulis di Kompasiana apakah berarti saya berhenti berjuang menyuarakan anti korupsi? Ah... tidak sama sekali. Saya hanya memilih untuk berjuang lewat jalan lain, dengan cara saya sendiri. Yang paling penting adalah mendidik dan mendampingi anak anak saya agar tumbuh dewasa bebas mental koruptor.
Kenapa pakai nulis artikel gutbai segala sih?. Lha justru ini diperjelas saja, jangan nanti muncul lagi sangkaan Ellen Maringka tuh berhenti menulis karena bla.. bla ..bla... (meminjam jurus Hanna Chandra, karena disuruh The Watcher!).Â
Bagaimanapun, saya tetap berterima kasih kepada Kompasiana, dibawah kepemimpinan Kang Pepih, selama hampir tiga tahun saya telah diberi kesempatan untuk berkontribusi lewat tulisan (semoga saja banyak pembaca merasakan manfaat yang baik lewat 395 artikel saya).
Soal peringkat Alexa, dan segala tetek bengeknya, saya tidak paham. Artikel artikel saya juga tidak dibaca sampai jutaan orang... tapi memang bagi saya pribadi bukan berapa banyak yang membaca tulisan saya, tapi berapa banyak yang merasa ada kebaikan yang bermanfaat lewat tulisan saya.
Untuk para sahabat kompasianer yang saya kasihi... Terus berjuang demi kebaikan diri dan sesama. In everything you do.. I wish you well my friend. Keep kindness alive, and rock on...!
*saya titipkan artikel favorit saya... mudah mudahan bisa menjadi bahan perenungan dan anggaplah sebagai pengobat rindu kalau kalau saya dikangenin... (kalau tidak juga ya pokoknya tetap saya titip!). Maksa dot com, maklum artikel terakhir, sedikit kengototan mohon dimaklumi.
http://www.kompasiana.com/benedict/dulu-kita-pernah-sangat-kaya_551ae843813311e8489de265
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H