Setelah membawa lari uang BNI Manado sebesar 7,7 milyar, akhirnya petualangan sang "bandit" Jolly Mumek berakhir di sebuah rumah kontrakan di daerah Mapanget, dengan hadiah tembakan di kaki ketika dibekuk Timsus Polda Sulut. Rupanya pepatah "sepandai pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga", tidak dipahami Jolly dengan baik. Mungkin karena memang Jolly bukan tupai, dan tidak melompat lompat, namun hanya berpindah dua kali dengan mengontrak rumah selama pelariannya. Jolly dibantu oleh seorang teman sekampungnya bernama Jhon Paat sebagai partner in crime. Selama dalam pelariannya, Jolly malah masih menyempatkan diri shopping di sebuah mall di Manado. Rasanya tidak afdol jika melarikan diri tanpa memiliki kendaraan, maka disuruhlah Jhon untuk membeli tunai seharga 230 juta, sebuah mobil Terios dari salah satu show room di Tomohon. Sebagai partner in crime, Jhon dibayar sebanyak 6 juta dan dibelikan sebuah sepeda motor agar lebih gesit membantu Jolly mengurusi kebutuhan sehari harinya, termasuk membeli makanan. Tim Khusus Polda Sulut mulai dapat melacak keberadaan Jolly dari handphone yang digunakannya. Rupanya Jolly tidak cukup banyak menyaksikan film action berisi hi-tech crime, sehingga modus operandinya sangat tergolong bodoh dan kampungan. Setelah membawa lari uang tunai sebesar 7,7 milyar, Jolly tidak segera meninggalkan kota Manado, malah berputar putar di sekitar Manado dan Minahasa. Entah apa yang ada di benaknya, sampai dia senekat itu percaya diri bisa lolos dari kejaran aparat. Iri Dengan Sopir dan Security Yang Mendapat Uang Jalan Lebih miris lagi ketika mendengar alasan Jolly membawa kabur uang 7,7 milyar. Jolly mengatakan bahwa dirinya kesal dengan perlakuan pihak BNI yang tidak memberikan uang jalan kepadanya selama bekerja sebagai karyawan BNI. Selanjutnya menurut Jolly, dia iri dengan sopir dan security yang justru mendapatkan uang jalan dari pihak BNI. Sungguh alasan kriminal yang keterlaluan. Jolly tidak sadar bahwa sudah merupakan kewajibannya sebagai karyawan bank yang digaji rutin tiap bulan untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Iri kok malah ke orang yang lebih rendah pendapatannya?. Sunguh alasan yang aneh tapi nyata, namun begitulah yang menjadi pengakuannya mengapa ia nekat melakukan aksinya. Namun demikian dari 7,7 milyar yang raib, uang yang ditemukan (termasuk recehan) hanya sekitar 2 milyar. Ada lima milyar lebih menguap entah kemana. Sampai saat ini Polisi masih melacak keberadaan uang tersebut. Menurut pengakuannya, dia melarikan uang milik BNI sendirian, tanpa bekerja sama dengan orang dalam. Jhon Paat alias JP adalah teman sekampungnya yang dikontak untuk membantu dia setelah kabur bersama 7,7 milyar.