Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Punya Istri Cantik Kok Masih Selingkuh? (Episode Klimaks)

26 Februari 2014   23:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13934050351566845543

Setelah membahas dari berbagai sudut pandang  mengapa pria yang sudah beristri cantik toh masih selingkuh, dan tidak jarang justru selingkuhannya tidak lebih cakep, sampailah kita pada episode klimaks yang terkait dengan satu kata panas yaitu Seks!.

Seks. Satu kata yang mampu menguncang banyak aspek kehidupan, bahkan tidak jarang bisa mengakhiri karir cemerlang para orang sukses. Seks dengan segala kenikmatannya, tanpa batasan dan penghargaan yang patut, justru berpotensi besar menjerumuskan manusia kedalam banyak masalah.

Mari silahkan mengunjungi Part 1 dan 2 dari artikel berseri dengan judul yang sama, agar pemahamannya lebih pas dan mudah mudahan diskusi lewat tulisan ini bisa membawa manfaat bagi banyak rumah tangga agar harmonis dan rukun selalu.

Pada akhirnya, terlepas dari apakah seks menjadi pemicu utama perselingkuhan, ujung ujungnya akan berakhir juga pada urusan ranjang yang melibatkan kedua insan yang dimabuk asmara (bisa juga dimabuk materi atau nafsu.)

Tanpa keterbukaan antara suami - istri mengenai hubungan seks dengan segala fantasi maupun keinginan dari kedua belah pihak agar menemukan ritme yang pas dan saling membahagiakan, masalah seks bisa menjadi faktor pemicu utama keretakan rumah tangga.

Khususnya orang Timur yang cukup ketat dan sangat konvensional soal ini, seks tetap merupakan topik yang sulit dibicarakan secara terbuka, jelas dan detil. Sedihnya, bahkan ketika sudah menikah, tetaplah tidak mudah bagi seseorang (khususnya wanita) untuk bisa mengungkapkan dengan jelas keinginan dan harapannya menyangkut kepuasan seks.

Rata rata pria yang berselingkuh dengan alasan seks, dengan jujur mengatakan bahwa rasa sayang dan cinta kepada istrinya tidak berkurang. Mereka hanya mencari kepuasan dan variasi seks yang lebih menjanjikan petualangan dengan wanita lain yang kebetulan juga mencari hal yang sama, atau mengincar bayaran.

Bagi wanita sangat sulit memisahkan hubungan intim dengan emosi dan rasa cinta. Kebanyakan wanita akan mengatakan kepada saya bahwa mereka hanya bisa menikmati hubungan seks dengan suami atau kekasih yang dicintainya. Kalaupun ada pengecualian, maka faktor rasa suka atau tertarik tetaplah menjadi elemen utama bagi wanita untuk berhubungan seks. Talking about chemistry...

Pria juga pada dasarnya begitu, hanya saja kadar dan kedalaman emosional pria tidaklah sedalam wanita. Pria jauh lebih cepat dirangsang secara visual. Ketika stimulasi visual terjadi, maka kelumpuhan otak biasanya akan berjalan secara paralel dan sebanding dengan besarnya gairah yang timbul dari pandangan mata. Disinilah sebenarnya faktor agama maupun nilai nilai kehidupan diharapkan berfungsi, untuk menjadi rem atas nafsu seksual yang bukan pada tempat dan orang yang tepat.

Ya namanya manusia Mbak.... lumrah juga khan kalau tergelincir ?. begitu selalu kalimat pembelaan yang saya dengar dari pelaku keterlanjuran urusan selingkuh. Kalau semua disikapi atas nama manusia dan lumrah, bisa bahaya hidup ini, karena lama lama lumrah juga ingin beli mobil mewah merampok bank?.

Bahwa manusia tidak luput dari salah dan keliru, itu benar. Tapi manusia juga dibekali dengan hikmat, pikiran dan hati nurani yang diberikan Tuhan secara cuma cuma. Pergunakan itu sebagaimana perlu dalam waktu yang tepat yaitu sebelum terlanjur. Jangan melulu berpatokan kepada Tuhan Maha Pengampun.

Iya sih benar Tuhan Maha Pengampun, tapi istri anda toh bukan malaikat apalagi Tuhan yang bisa dengan mudah memaafkan pengkhianatan dan melupakan rasa sakit diselingkuhi?.

Wanita mungkin memaafkan, tapi hanya sedikit sekali yang bisa melupakan dan benar benar berbesar hati membuka lembaran baru dengan suaminya. Biasanya edisi lama selalu terbawa bawa sebagai catatan kecil dalam cetakan buku baru rumah tangga pasca selingkuh.

Kecantikan seorang istri tidak menjamin bahwa pelayanan di tempat tidur dan kebutuhan seks suami bisa terpahami dan dipenuhi dengan baik.  Banyak wanita cantik merasa bahwa secara fisik dia sudah melebihi rata rata,  dan karenanya ketika itu menyangkut urusan seks, yang cantik  justru lebih apatis dan kurang mau bersusah payah memikirkan cara yang lebih bisa menyenangkan dan memuaskan suami.

Wanita dengan fisik yang kurang menarik justru berusaha lebih keras dan tidak lelah menonjolkan kelebihannya dari segi lain, yaitu pelayanan seks yang prima dan total.

Banyak pria yang setelah sekian lama mendapatkan pelayanan di ranjang yang itu itu saja dengan tingkat semangat rendah dari sang istri, menjadi lupa daratan  ketika bertemu godaan wanita yang lebih berani dan berinisiatif tinggi soal seks.

Bayangkanlah ketika seseorang yang selalu disuguhi makanan sehat, nasi dan lauk yang cukup bergizi namun tidak berbumbu dan hambar rasanya. Begitu disodori lauk  lezat, meskipun kemungkinan besar mengandung bahan bahan tidak bermutu, akan sangat mudah tergoda dan melahapnya dengan penuh semangat.

Sayang sekali kalau justru kebebasan berekspresi dalam hubungan seksual suami istri tidak dioptimalkan dengan baik. Karena sesungguhnya hanya dalam ikatan pernikahan yang suci, seksualitas bisa dieksplorasi seluas luasnya, selama itu menyenangkan dan tidak menyakiti kedua belah pihak.

Saya selalu percaya bahwa pada hakekatnya suami istri yang menikah karena cinta selalu ingin membahagiakan pasangannya, apalagi urusan seks. Kendala dalam komunikasi dan keinginan terpendam yang mungkin tidak ditemukan cara penyampaiannya , biasanya menjadi titik tolak renggangnya hubungan seks suami istri, yang lama kelamaan berakhir dengan ikatan emosi yang dingin dan sikap kurang peduli.

Seks dapat menjadi lebih indah bahkan setelah sekian lamanya menikah, karena di dalam pernikahan yang didasari oleh rasa sayang dan komitmen,  tujuannya selalu berujung pada keinginan untuk  membahagiakan.

To be fully seen by somebody, then , and be loved anyhow... this is a human offering that can border on miraculous. Isn't this awesome?. Dengan segala keberadaan kita, kelebihan dan kekurangan, kita bisa dengan tulus mengatakan... I love you still... I will do my best to keep this love lasts forever.

Seks bukan saja menjadi cara terampuh menyenangkan pasangan, tapi memelihara dan menjaga seks yang hebat dalam pernikahan adalah merupakan cara terampuh menghindari perselingkuhan.

Let's do some twisting...... (yeaaah... rock on... rock on...) !

**ilustrasi diambil dari http://infidelityinfo.org/wp-content/uploads/2013/02/marriedwomen.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun