Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Trauma Masa Lalu Membuyarkan Mimpi Hari Esok (Jangan Sampai....)

2 Maret 2014   15:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini edisi week end, dan berhubung inbox saya masih dipenuhi oleh curhatan sahabat Kompasianer yang berkisah tentang kegagalan hubungan pacaran maupun rumah tangga. Maka mari kita dengan rileks namun penuh cinta membahas soal trauma masa lalu.

"Sakit rasanya dikhianati... ketika saya sudah memberikan segalanya yang terbaik, rupanya itu masih belum cukup baik baginya, dan saya ditinggalkan ketika dia menemukan orang lain yang dianggap lebih dapat membahagiakannya....".... (kurang lebih begini ringkasan curhatan hati para sahabat yang pernah mengalami kegagalan dalam hubungan).

Meskipun belum pernah merasakan kesakitan dikhianati (Thank God for my loving husband!), saya cukup bisa memahami dan berempati dengan mereka yang disakiti. Banyak sahabat dekat maupun keluarga saya yang gagal berumah tangga, dan efeknya bisa saya saksikan langsung, membuat mereka menjadi kelihatan jauh lebih tua dan sedihnya,  mereka menyikapi hidup dengan apatis dan sinis terhadap lawan jenis.

Banyak wanita tidak baik, yang isi hati dan kepalanya memang hanya suka menggarongi pria berduit, atau ketika dulu menikah tujuannya hanya ingin hidup enak bagaikan ratu dan nyonya besar dikelilingi dayang dayang. Itu fakta yang  tidak bisa disangkal!.

Pada saat yang sama, banyak juga pria brengsek yang meskipun sudah memiliki istri baik yang mencintai dan mendampinginya dengan setia, toh dia lebih banyak menghamburkan uang dengan berfoya foya mabuk dan judi plus main perempuan. Heran.... main kok sama perempuan ? apa dulu masa kecilnya kurang mainan yah?...

Lalu apakah yang tidak baik ini menjadikan seluruh wanita atau pria baik lainnya kecipratan jeleknya ?. Alangkah tidak adilnya bagi mereka yang baik untuk mendapatkan "stempel" dan labelisasi jelek, hanya karena anda pernah mengalami hal buruk dalam hubungan terdahulu.

Mari kita kaji secara lebih fair tentang kegagalan suatu hubungan:

- Diperlukan dua orang untuk menjalin hubungan, namun satu orang saja untuk menghentikannya. It takes two to tango, but one person is enough to stop the dance. (di-Inggriskan biar kerenan gitu lho...)

Anda merasa menjadi korban dan dibodohi habis habisan sampai harta terkuras habis?. Suka tidak suka, maafkan saya ketika harus mengatakan bahwa anda juga ikut berperan sama besarnya dengan si "brengsek" itu dalam penderitaan dan kegagalan hubungan yang terjadi. Dia tidak merampok atau menguras rening bank anda secara paksa bukan?

Bukankah anda memberikannya dengan suka rela atas dasar cinta? Atau jangan jangan memang definisi cinta yang ada selama ini di kepala anda sudah salah kaprah dari awalnya?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun