Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memangnya yang Tua Selalu Benar? (Mitos yang Perlu Dikaji Kembali)

31 Maret 2014   13:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:16 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13963095551400129428

Singkat cerita, suster menjelaskan bahwa ketika memeriksa kembali formulir pendafataran, mereka tersadar bahwa ini bukan diisi oleh orang tua murid, tapi oleh si anak sendiri, dan sudah diakui oleh anak saya bahwa memang dia sendiri yang mengisi formulir tersebut karena papanya tidak mau tahu kalau dia ngotot hendak sekolah disitu.

"Memangnya ada masalah apa suster?" tanya saya penasaran. Ketika  sekilas melihat semua data data yang ditulis, rasanya tidak ada yang salah, semuanya sesuai.

Suster kemudian menjelaskan sambil menunjukkan di kolom Penghasilan orang tua,  Reinhart mengisinya dengan menuliskan "Penghasilan Tidak Tetap".

Tentu saja suster terkaget kaget, karena begitu membongkar file kakaknya (sekelas diatas dia), formulir pendaftaran diisi oleh suami,  dengan jelas menuliskan sebuah angka nominal.

Dengan wibawa tinggi dan suara lantang suster kepala sekolah bertanya,"Kenapa kamu menulis penghasilan orang tua tidak tetap, padahal ayahmu dokter?".

Tidak kalah lantang dan berwibawa, Reinhart menjawab," Justru karena ayah saya dokter dan bukan pegawai negri, penghasilannya tidak tetap. Mana ayah tahu hari ini berapa pasien yang akan berobat?. "

Dengan tenang dan tetap lantang dia  kemudian melanjutkan," lagi pula saya selalu dikasih tahu oleh mama bahwa sangat tidak sopan menanyakan penghasilan orang lain. Intinya disini adalah suster hanya perlu menanyakan apakah sanggup membayar uang sekolah yang ditetapkan?. Tidak perlu menanyakan penghasilan ayah saya. Memangnya kalau kurang saya bisa gratis sekolah disini?.

Suster kepala sekolah terpaku. Saya termangu mangu. Tidak pernah begitu bangganya saya terhadap dia , sampai sampai saya ingin melompat lompat dan berteriak "Yeeeesssss !!!  that's my boy!".

Harus saya akui bahwa suster kepala sekolah cukup fair dalam bersikap. Wah kalau marah marah juga bisa berhadapan dengan emak-nya yang sudah siap dengan amunisi baru.

Suster kemudian mengatakan,"you are right. This school is proud to have you as its student".

Tidak semua sistem yang sudah dibangun itu benar. Tidak selalu yang lebih senior itu lebih tahu dan pintar. Jika bangsa ini mau maju, anak muda harus dibiasakan untuk bersikap kritis dan bisa mengemukakan pendapat dengan baik secara logis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun