Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Telat Jujur Membuat Anas Tidak Jujur

2 April 2014   13:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:11 4313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1396395435195472877

Alih alih menjelaskan darimana kekayaannya diperoleh, termasuk satu buah mobil Harrier dan beberapa  tanah serta rumah yang memang secara hitung hitungan akal sehat hampir tidak mungkin dapat dibeli Anas dalam tempo yang singkat. Sementaraistri Anas yang diangkat sebagai dewan komisaris sebuah perusahaan pemenang tender mega proyek yang melibatkan Anas, kurang dapat dijelaskan kehebatan kemampuan yang dimiliki sehingga bisa  duduk jadi komisaris. Anas malah sibuk melantur dengan bumbu bumbu tidak penting.

Nepotisme adalah praktek menuju korupsi yang keras tercium baunya namun selalu mudah disangkal , sekali lagi berbalut kalimat asas praduga tak bersalah dan kesamaan  kedudukan di mata hukum. Koruptor selalu lupa bahwa maling ayam juga punya kesamaan di mata hukum, kasihan sudah babak belur dihajar, hukumannya juga berat. Sungguh tidak adil!.

Kejujuran Anas yang diperlukan rakyat Indonesia sekarang ini adalah dengan jujur membuka secara jelas darimana dia memperoleh harta kekayaan yang melonjak jauh selama dia menjabat sebagai penguasa Partai Demokrat.

Sudahlah tidak usah terlalu sering menyanyikan lagu usang yang sudah bosan didengar masyarakat tentang Ibas dan dua ratus ribu dollar. Biarkan saja itu menjadi lagu lama Nazaruddin dan Yulianis yang harus ditelusuri KPK beserta dengan bukti bukti pendukung untuk menyeret Ibas bila memang terbukti.

Sebaikanya Anas juga tidak usah berpanjang lebar menjelaskan tentang kecemburuan Marzuki Alie karena memang tidak ada kaitannya dengan kasus yang disangkakan kepada Anas. Meskipun juga soal cemburu itu tidak sepenuhnya bohong, namun tidak juga sepenuhnya benar. Yang tahu hanya Marzuki Ali sendiri dan Tuhan.

Penyakit para tersangka kasus KKN ketika sudah dijerat KPK, memang selalu hanya mau jujur menyelamatkan diri dari tuduhan. Bukannya fokus kepada kasus dan sangkaan pencucian uang, malah sekarang ceritanya bolak balik mengekor pengakuan Nazaruddin dulu.

Lalu perlu dipertanyakan, mengapa dulu Anas melaporkan Muhammad Nazaruddin ke polisi dengan tuduhan mencemarkan nama baik ? Dan selalu mengatakan bahwa Nazaruddin meracau serta mengigau ? Terjemahan bebasnya.."jangan dengerin Nazaruddin... orangnya ngaco dan asal bicara..."

Kenapa sekarang tiba tiba Anas jujur-jujuran malah mengisahkan hal yang sama, ditambah dengan keterangan yang lebih detil bisa mengoinformasikan uangnya diterima di jalan Ciasem. Padahal bukan nama jalannya yang perlu, tapi buktinya mana bahwa Ibas menerima? Itu yang ditunggu oleh segenap warga Indonesia dan perlu ditindak lanjuti dengan lebih cermat oleh KPK.

Anas belakangan ini selalu dikabarkan mengalami sakit gigi. Biasanya sakit gigi itu disebabkan kuman yang ada di mulut dan di sela sela gigi yang tidak dibersihkan dengan baik dan akhirnya memberi kesempatan kepada bakteri untuk berkembang biak merusak gigi. Mungkinkah apa yang dialami Anas sekarang ini adalah pembiaran terhadap kejujuran yang seharusnya disuarakan Anas sejak lama?. Masih terngiang jelas bagaimana hebohnya Anas memuji muji kebesaran SBY ketika dirinya masih duduk sebagai ketua PD.

Lha kalau pujian kepada SBY dulu ternyata tidak jujur, bagaimana rakyat bisa mempercayai bahwa sekarang Anas memberi keterangan yang jujur?. Telat jujur sesungguhnya merupakan ketidak jujuran yang tidak layak diapresiasi..

Have a great Wednesday everyone.  Marilah selalu jujur tepat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun