Maka ketika kita memiliki kesempatan untuk memilih, jangan buang akal sehat dan hati nurani kita untuk memilih dengan rasional. Saya tidak setuju golput. Semua perubahan dimulai dari pilihan, sekecil apa pun itu. Menggunakan hak pilih berarti kita berpartisipasi dalam proses demokrasi yang baik.
Soal kemudian apakah kita salah pilih, semuanya adalah bagian dari pembelajaran berpolitik. Sekecil apa pun itu, ketika kita memiliki kesempatan untuk berpartisipasi membangun negara dan melakukan sesuatu demi kebaikan bangsa, seharusnya kita lakukan itu dengan penuh semangat.
Kalau Jokowi menang memangnya seluruh rakyat akan langsung sejahtera? Jangan mimpi di siang bolong! Tidak ada kesejahteraan tanpa bekerja keras dan perjuangan. Presiden sebagai pemimpin tak lebih dari membuka jalan dan memberi keteladanan kepada rakyat, dan memastikan bahwa sistem yang berjalan membuka kesempatan yang adil dan merata kepada seluruh rakyat Indonesia.
Lalu kenapa juga kalau Jokowi kalah? Biasa saja, hidup terus berlanjut, perjuangan rakyat tidak selesai hanya dengan satu kekalahan tokoh yang menjadi idola. Kita sudah terlalu sering menelan pil pahit kalah dengan bangsa lain, kalah memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi mereka yang pantas menerimanya. Satu kekalahan lagi tidak harus membunuh semangat kita dan membuat kita berhenti berjuang.
Bangsa ini terlalu besar untuk tidak lagi menghasilkan Jokowi lainnya.
Kekalahan satu Jokowi bukan merupakan akhir perjuangan, tapi ketika kita punya pilihan untuk menentukan arah nasib dan membuka kesempatan terhadap kepemipinan yang berintegritas, maka keputusan kita untuk memilih pemimpin negara, menggambarkan siapa kita dan seberapa pintarnya kita belajar dari masa lalu.
Mari memilih dengan pintar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H