Kalau di Kompasiana bisa saya kasih contoh : Seorang komentator yang panjang lebar dan ilmiah serta sangat detil, belum tentu penulis yang baik. Bisanya malah nyampah komentar dimana mana dengan gaya ngotot. Giliran menulis artikel sendiri, malah tidak ada isinya dan lebih banyak sesat pikir yang ditutupi kengototan beropini.
Lebih gila lagi banyak Kompasianer cuma jago komentar, dan nol artikel. Saya mau ngakak sejenak.....
Nah, seperti itulah dengan debat debatan. Bagi saya monggo'lah kalau KPU menggelar acara itu, dan tidak ada salahnya. Tapi sekarang saya berprinsip bahwa Presiden hebat bukan harus jago debat.
Jokowi bukan orator yang baik. Kadang saya melihat beliau hendak berpidato justru sudah gemas sendiri, karena tampak jelas beliau sukar mengutarakan apa yang ada di kepalanya dengan kata kata yang tepat.
Kalau sudah begini, saya ingat ayah saya almarhum. Beliau adalah tipe pria sejati pekerja keras yang sayang anak-istri dengan bekerja dan memastikan keluarganya hidup layak secara halal. Cinta bagi ayah saya adalah kata kerja. Cinta adalah pembuktian secara nyata bukan hanya teori dan sekedar gaya memeluk atau merangkul.
Menyekolahkan anak anaknya dengan bekerja keras secara halal, menjaga nama baik dan mendidik dengan keteladanan adalah faktor yang membuat ayah saya hebat dimata orang yang pernah mengenal beliau. He was never a man of many words, but he sure proved his undying love by working hard.
Saya justru jadi takut memilih presiden yang jago debat. Nanti malah malah setiap masalah yang harus ditangani, didebatkan lebih dulu berminggu minggu samapai selesai sendiri masalahnya dan negara berjalan secara auto pilot. Bisa bisa semua program yang akan dijalankan, diperdebatkan lagi panjang lebar, kapan harus dimulai dan siapa yang mengepalai.
Oleh karena itu saya pilih Jokowi bukan karena dia jago bicara dan hebat berdebat. Tapi karena dia sudah membuktikan diri bahwa mencintai rakyat adalah bekerja secara nyata untuk rakyat.
Salam hebat untuk Indonesia hebat!. Mari bekerja kurangi berdebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H